Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gengsi hingga Cegah Efek Samping, Alasan RS Swasta Gunakan Vaksin Impor

Kompas.com - 19/07/2016, 19:35 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa rumah sakit swasta memilih menggunakan vaksin impor daripada vaksin buatan PT Bio Farma yang diproduksi di dalam negeri, meski berisiko terjadi kelangkaan. Rumah sakit swasta dinilai memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan produsen vaksin.

"Kadang yang impor diperlukan juga, misal rumah sakit swasta, impor kan biasanya lebih mahal, barangkali ada faktor gengsi juga di situ," ujar Ketua Konsil Kedokteran Indonesia, Bambang Supriyanto, dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

(Baca: Ini 14 Rumah Sakit yang Pakai Vaksin Palsu)

Selain itu, menurut Bambang, terkadang rumah sakit swasta memilih vaksin impor karena mengurangi efek samping yang ditimbulkan. Misalnya, vaksin impor tidak menimbulkan demam pada anak.

Sementara, vaksin buatan PT Bio Farma sedikit menimbulkan demam. Padahal, kualitas dan manfaat yang dihasilkan sama.

"Ini yang sering disalahartikan, semua bisa menimbulkan efek samping, tapi persentasenya memang berkurang (yang vaksin impor)," kata Bambang.

(Baca: Anggaran Vaksin hingga Rp 1,2 Triliun, Kemenkes Bantah Isu Kelangkaan)

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes yang juga Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Vaksin Palsu, Maura Linda Sitanggang mengatakan, terdapat sedikit perbedaan dalam kandungan vaksin buatan Bio Farma dan vaksin impor.

Menurut Linda, vaksin buatan Bio Farma menggunakan bahan khusus yang secara teknis disebut whole cell. Sementara, vaksin impor menggunakan aselular, atau sel-sel tertentu.

Linda mengatakan, untuk vaksin dengan aseluler, panas pada anak lebih kecil, sehingga mengurangi efek demam pada tubuh. Meski demikian, vaksin dengan whole cell menimbulkan antibodi, atau daya tahan tubuh lebih tinggi.

"Itu biasa, itu pilihan, tapi semuanya memenuhi kualitas mutu dan keamanan, karena teregister," kata Linda.

Kompas TV Kemenkes Siap Vaksin Ulang Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Nasional
Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Nasional
Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Nasional
Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Nasional
Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Nasional
Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Nasional
PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan

PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan

Nasional
Projo Sebut Jokowi Sedang Kalkulasi untuk Gabung Parpol

Projo Sebut Jokowi Sedang Kalkulasi untuk Gabung Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com