Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rekam Jejak Diaz Hendropriyono Tak Terlihat, Kecuali Jadi Relawan Jokowi"

Kompas.com - 12/07/2016, 18:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menunjuk Diaz Hendropriyono menjadi salah satu staf khusus barunya.

Penunjukan Diaz tersebut dipertanyakan karena putra mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono itu pernah memimpin relawan "Kawan Jokowi" saat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Kini, Diaz bertugas membantu Presiden dalam menganalisis setiap persoalan yang ada dan diminta Presiden.

"Secara figur, rekam jejak Diaz hampir tidak terlihat kecuali menjadi salah satu relawan Jokowi pada pilpres," ujar Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi, melalui keterangan tertulis, Selasa (12/7/2016).

(Baca: Jokowi Angkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai Staf Khusus)

Muradi menduga, ada tiga kemungkinan diangkatnya Diaz sebagai stafsus Jokowi. Pertama, penunjukannya merupakan bagian dari pola menjaga hubungan antara presiden dengan Hendropriyono.

Diketahui, Hendropriyono secara politik banyak membantu Jokowi saat pilpres. Diaz, kata Muradia, dianggap sebagai representasi sang ayah, Hendropriyono, di pemerintahan.

"Dengan adanya Diaz, kemungkinan Jokowi merasa mudah berkomunikasi terkait dengan permasalahan-permasalahan kenegaraan yang membutuhkan saran dan tindakan," kata Muradi.

(Baca: Siapa yang Merekomendasikan Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Staf Khusus Jokowi?)

Kedua, kata Muradi, pengangkatan Diaz dan Gories Mere, stafsus baru lainnya, sebagai politik penyeimbang yang tengah dimainkan oleh Jokowi di pemerintahannya.

Salah satunya untuk menyeimbangkan pendekatan politik yang saat ini dianggap didominasi oleh Menteri koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.

"Adanya Diaz dan GM menjadi pesan bahwa mekanisme yang dibangun adalah bagian dari politik penyeimbangan," kata dia.

Namun, di sisi lain, Muradi menganggap penunjukan Diaz merupakan bagian dari kompensasi politik semata yang tidak memperhatikan kualifikasi dan kepakaran sebagaimana yang dibutuhkan sebagai stafsus.

(Baca: Gories dan Diaz Menjabat sejak Juni)

Menurut dia, bisa jadi ada desakan luar biasa yang membuat presiden memposisikan stafsus presiden sebagai jalan keluar atau solusi dari desakan yang terus menerus. Karena itulah Jokowi didesak mengungkapkan alasannya mengangkat dua stafsus baru itu.

"Dari tiga kemungkinan tersebut diatas, akan terjawab mana sesungguhnya alasan dan latar belakang presiden mengangkat stafsus baru," kata Muradi.

"Saya pun melihatnya sebagai hal yang perlu dicermati mengingat jabatan stafsus harus memiliki kontribusi positif bagi bangsa dan negara," lanjut dia.

Kompas TV Presiden Angkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Stafsus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com