Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KMP, Kemesraan Masa Pilpres yang Cepat Berlalu...

Kompas.com - 18/05/2016, 07:01 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenangan Masa Pilpres. Begitulah gambaran Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad ketika memperpanjang akronim KMP berdasarkan kondisi saat ini.

Tak ada lawan atau kawan yang abadi dalam politik. Perlahan tapi pasti, Koalisi Merah Putih tercerai berai hingga hanya menyisakan duet Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Mengenang masa Pilpres 2014, KMP merupakan gerbong besar yang berada di belakang pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ketika Pilpres 2014.

Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PPP, dan PKS berkoalisi melawan PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura yang mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Koalisi Indonesia Hebat.

Meski mayoritas di DPR periode 2009-2014, KMP tidak cukup kuat untuk mendorong Prabowo-Hatta sampai ke Istana.

Piagam Tugu Proklamasi

KMP sempat menjadi pusat perhatian dan diperhitungkan setelah sepakat membuat koalisi permanen dalam pertemuan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Senin 14 Juli 2014.

Saat itu, hasil hitung cepat tujuh lembaga menunjukkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014.

Namun, KMP tetap berkumpul membuat koalisi permanen hingga ke parlemen dengan anggapan bahwa Prabowo-Hatta bakal memimpin Indonesia hingga 2019.

Selain lima parpol tersebut, koalisi permanen itu diikuti dua parpol lain, yakni Demokrat dan PBB.

"Intinya itikad tujuh partai bekerja sama secara permanen untuk mengawal Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, menjamin adanya pemerintah yang efisien, stabil yang bisa membawa perbaikan kehidupan bangsa dan negara," kata Prabowo dalam pidatonya ketika itu.

Pernyataan Prabowo yang didaulat sebagai Ketua Dewan Pembina KMP, langsung disambut riuh tepuk tangan para pendukungnya yang hadir. Mereka masih yakin memenangi Pilpres.

Koalisi permanen itu diteken tujuh pimpinan parpol ketika itu, yakni Aburizal Bakrie (saat itu Ketua Umum Golkar), Hatta Rajasa (saat itu Ketua Umum PAN), Suhardi (saat itu Ketua Umum Partai Gerindra), Anis Matta (saat itu Presiden PKS), Suryadharma Ali (saat itu Ketua Umum DPP PPP), MS Kaban (saat itu Ketua Umum DPP PBB) dan Nachrawi Ramli (saat itu Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta).

Deklarasi itu juga dihadiri Tim Kampanye Nasional Pabowo-Hatta seperti Ketua MPP PAN ketika itu Amien Rais, Ketua Timkamnas Mahfud MD, politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung, Bos Grup MNC Grup Harry Tansoedibjo.

"Kemesraan" KMP sempat ditunjukkan ketika memilih pimpinan DPR dan MPR periode 2014-2019. KIH tak bergigi ketika itu.

Saat itu, paket yang diusung KMP bersama Demokrat memenangi pemilihan pimpinan DPR dan MPR pada Oktober 2014.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Kegembiraan anggota Koalisi Merah Putih (KMP) seusai pemungutan suara pemilihan paket pimpinan MPR-RI di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD-RI, Jakarta, Rabu (8/10/2014). Paket B yang diusung KMP memperoleh suara terbanyak dalam voting dengan total 347 suara.

Halaman:


Terkini Lainnya

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com