Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite Etik Munaslub Anggap Tommy Tak Penuhi Syarat Jadi Calon Ketum Golkar

Kompas.com - 03/05/2016, 18:08 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar Lawrence Siburian menilai, Hutomo Mandala atau Tommy Soeharto tidak memenuhi syarat untuk menjadi calon ketua umum Partai Golkar.

Alasannya, kata dia, Tommy pernah divonis bersalah dengan hukuman 10 tahun penjara dalam kasus pembunuhan hakim agung Syaifuddin.

"Pak Tommy itu sudah jelas divonis lebih dari lima tahun. Jadi, itu ya sudah pasti juga kita harus ikuti hukum negara. Kalau sudah lima tahun kan enggak bisa berkarier di bidang politik," kata Lawrence di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (3/5/2016).

Lawrence mengatakan, Komite Etik Munaslub menyesuaikan peraturan dengan hukum negara.

Mantan napi yang vonisnya di bawah lima tahun penjara tetap diperbolehkan maju sebagai calon ketua umum. Sebab, UU mengatur bahwa napi yang divonis di bawah lima tahun tetap bisa berkarier di politik, mengikuti pilkada, dan sebagainya.

Sementara itu, mantan napi yang divonis lebih dari lima tahun penjara tidak diperbolehkan maju sebagai calon ketua umum karena UU juga mengatur bahwa mereka tak bisa berkarier di politik.

"Itu kita harapkan menjadi perenungan dari teman-teman tim suksesnya Pak Tommy dan Pak Tommy sendiri karena hukum negara mengatur tidak menjadi pejabat publik," ucap Lawrence.

Lawrence masih tetap mempersilakan Tommy untuk mendaftar sebagai bakal calon ketua umum Partai Golkar.

Pendaftaran calon akan ditutup pada Rabu (4/5/2016) besok pukul 24.00 WIB.

"Kami tentu akan rapat memberikan pertimbangan, penilaian, dan memutus apakah beliau bisa diterima sebagai calon atau tidak," ujar Lawrence.

Sebelumnya, Ketua Komite Pemilihan Rambe Kamarulzaman membenarkan bahwa Tommy Soeharto sudah mengambil formulir pendaftaran sebagai calon ketua umum Partai Golkar saat tahap sosialisasi, Senin (2/5/2016) kemarin.

"Tim suksesnya sudah ambil formulir, tetapi semua kita tunggu saja," kata dia.

Kompas TV Munaslub Golkar Akan Berlangsung di Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com