Kami duduk melingkari meja persegi kecil di lobi Greenhost Hotel, Yogyakarta, Jumat (22/4/2016) malam.
Belum lama berselang, media gathering untuk gala preimere film "Ada Apa dengan Cinta? 2" digelar.
Gala premiere film "AADC2" digelar malam berikutnya yaitu Sabtu (23/4/2016) di Empire Premiere XXI, Yogyakarta.
Saya datang terlambat saat pembicaraan seru tengah terjadi di antara sutradara "AADC2" Riri Riza, petani yang juga penyanyi hiphop Marzuki Mohamad, dan dua perupa paling hits asal Yogyakarta Eko Nugroho dan Iwan Effendi.
Pembicaraan terfokus pada hadirnya energi berkarya yang menyala-nyala di Yogyakarta.
"Bahkan di sudut-sudut gang, karya seni hadir tak kurang-kurang. Selalu saja menjumpai hal-hal baru. Kalau 'AADC2' belum kelar, saya abadikan apa yang saya jumpai di sudut gang tadi di dalam film," ujar Riri memeberi bukti tentang energi itu.
Riri terlihat rileks malam itu, meskipun tidak bisa menutup perasaan campur aduk menjelang gala premiere "AADC2".
Ikat kepala yang membuat rambut ikalnya menyembul menegaskan perasaan campur aduk itu. Sesekali ikat rambutnya diputar ke kiri dan ke kanan.
Tak lama berselang, produser "AADC2" Mira Lesmana bergabung. Berbeda dengan Riri yang pandai menyimpan perasaan, Mira lebih terbuka. Saat bergabung dan terlibat dalam pembicaraan, Mira mengaku sedang mules perutnya.
Bukan karena sakit perut Mira mules. Psikolog kerap menyebutnya sebagai psikosomatis yaitu gangguan pada tubuh atau soma karena masalah di pada jiwa atau psiko.
Meskipun sudah banyak film dibuat, gala premiere dan menunggu komentar para penonton "AADC2" membuat psikosomatis itu datang.
Konspirasi semesta
Dalam suasana seperti itu, kami lantas berbicara tentang Yogyakarta yang dipilih sebagai tempat pertemuan Cinta (Dian Sastrowardoyo) dan Rangga (Nicholas Saputra) di "AADC2". Kenapa Yogyakarta, Mira dan Riri tidak menjawab langsung.
Dari pembicaraan sambil melupakan mules, Yogyakarta dipilih karena semua hal yang mendukung pembuatan "AADC2" tersedia.
Di kota ini, semua pihak bisa saling bekerja sama secara alamiah. Semua bisa diajak berkolaborasi dengan natural tidak melulu dan pertama-tama transaksional.
Di Yogyakarta, semesta juga bisa diajak berkonspirasi. Tentu saja, konspirasi semesta mempertemukan Cinta dan Rangga setelah 14 tahun tidak jelas kelanjutan kisahnya.
Bagi generasi yang tumbuh menjadi remaja di awal tahun 2000, kisah Cinta dan Rangga melegenda.
Dalam konspirasi ini, gala premiere digelar di Yogyakarta. Alasannya, 70 persen lokasi syuting "AADC2" ada di Yogyakarta. Selain itu, membuat kemeriahan tingkat nasional di luar Jakarta adalah cita-cita.
Indonesia tidak hanya Jakarta. Begitu semangatnya. Mirip-mirip tema kampanye membangun Indonesia dari pinggiran kira-kira, meskipun Yogyakarta bukan pinggir-pinggir amat sebenarnya.
Berbicara tentang Indonesia, pembicaraan lantas meloncat pada rencana pemerintah menggalakkan industri kreatif.
Disinggung soal Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan perjalanan Presiden Joko Widodo ke Eropa, salah satunya ke Kota London bersama Kepala Bekraf Triawan Munaf.
Bekraf disinggung saja sambil makan irisan semangka dan pepaya karena tidak jelas apa fokus yang mau dibahas tentang lembaga yang tengah mencari bentuk, kantor, dan anggaran ini.
Energi dan karya-karya kreatif yang terjadi di Yogyakarta sebenarnya bisa jadi awal studi badan ini. Tapi sudahlah. London jauh lebih gebyar dan menarik hati.
Pembicaraan lantas beralih kembali ke film "AADC2".
Berbeda dengan Mira dan Riri yang terlihat dan mengaku gundah, Nicholas lebih cuek.
Terhadap kemungkinan tanggapan penonton di gala premiere, Nicholas berujar, "Terserah. Semua sudah saya lakukan untuk film ini. Terserah penonton berkomentar apa."
Ucapan Nicholas ini membuat Mira tersenyum dan sejenak melupakan mules. Dalam senyum itu, Mira lantas berencana melihat persiapan terakhir gala premiere dan acara red carpet.
Gala Premiere