Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Siap Dikoreksi Jika Ada Kesalahan soal Kematian Siyono

Kompas.com - 12/04/2016, 10:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Jenderal Badrodin Haiti menanggapi soal perbedaan penyebab kematian Siyono versi visum Polri dengan otopsi Muhammadiyah.

Meski masih berpegang pada hasil visum awal, Badrodin menghargai adanya perbadaan hasil tersebut.

"Kalau toh dalam pelaksanaan upaya pemberantasan teroriame ada hal yang dianggap janggal, dicurigai ada kekeliruan, saya siap untuk bisa dikoreksi," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Hasil visum Polri menunjukkan bahwa Siyono meninggal karena pendarahan di kepala bagian belakang akibat benturan benda tumpul.

Sementara menurut hasil otopsi Muhammadiyah, Siyono meninggal akibat patahnya tulang dada yang menekan ke arah jantung.

Badrodin mengatakan, di Polri sudah ada mekanisme tertentu untuk melihat hasil pemeriksaan mana yang tepat.

Saat ini, kata Badrodin, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri masih melakukan pendalaman terkait kematian Siyono, apakah melanggar etik atau juga pidana.

"Apakah nanti itu cocok apa tidak temuan dari hasil otopsi dengan proses yang dilakukan Propam ini," kata dia.

Meski begitu, Badrodin menghargai hasil otopsi oleh Muhammadiyah. Sampai sekarang pun Propam belum mengumumkan resmi soal hasil pemeriksaan terhadap anggora Densus 88 yang mengawal Siyono.

(Baca: Soal Hasil Otopsi Siyono, Ini Komentar Kapolri)

"Tentu nanti silakan, kalau ada pelanggaran tentu bisa disidangkan kalau itu pelanggaran kode etik atau disiplin. Tapi kalau itu pelanggaran pidana, silakan diproses hukum," kata Badrodin.

Badrodin pun tak mempermasalahkan jika Muhammadiyah membawa hasil otopsi Siyono ke DPR RI. Menurut dia, memang tugas DPR untuk mengawasi kinerja Polri.

PP Muhammadiyah bersama tim forensik dan Komnas HAM menyebut kematian Siyono yang diakibatkan benda tumpul yang dibenturkan ke bagian rongga dada.

Lima ruas tulang iga bagian kiri patah ke dalam. Sementara satu tulang iga bagian kanan patah ke luar.

Tulang dada Siyono juga dalam kondisi patah dan ke arah jantung. Luka itu yang menyebabkan kematian fatal.

(Baca: Hasil Otopsi Siyono, Patah Tulang Iga hingga Luka di Kepala)

Tim forensik Komnas HAM juga menemukan adanya pendarahan di bagian kepala, namun dianggap bukan sebagai penyebab kematian.

Dari seluruh rangkaian hasil otopsi pun tidak terdapat adanya perlawanan berdasarkan luka-luka yang diteliti. (Baca: Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono...)

Kompas TV Tim Forensik Buka Hasil Otopsi Siyono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com