Ratmi pun sempat diberikan sejumlah uang agar otopsi suaminya tak dilakukan. Namun, uang itu akhirnya ia berikan kepada Busyro Muqodas, Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah.
Siane menyebutkan, pihaknya juga pernah menanyai Ratmi beberapa pertanyaan. Salah satunya adalah apakah Siyono memiliki keahlian bela diri. Namun, Ratmi menjawab tidak.
(Baca: Siyono, Terduga Teroris Asal Klaten Dikabarkan Meninggal di Jakarta)
Jawaban tersebut amat penting untuk mengungkap apakah dalam penangkapan yang dilakulan Densus 88 ada perlawanan yang diberikan Siyono.
Tim dokter forensik dari Muhammadiyah juga mengungkapkan keanehan lain, yaitu fakta bahwa jenazah Siyono belum pernah diotopsi sebelumnya.
"Lagipula kalau memang sudah ada bukti otopsi, kenapa tidak disampaikan kepada keluarga? Cara-cara yang dilakukan, mengintimidasi, membuat kita semakin curiga," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.