Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Janji Buka Hasil Otopsi Siyono secara Transparan

Kompas.com - 05/04/2016, 16:41 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Proses otopsi terduga teroris asal Klaten, Siyono, saat ini masih berlangsung. Hasilnya diperkirakan dapat diketahui tujuh hingga 10 hari mendatang.

Komisioner Komnas HAM Siane Indriani memastikan, pihaknya akan membuka hasil otopsi tersebut secara transparan kepada publik.

Namun, Komnas HAM akan melakukan rapat terlebih dahulu dengan tim forensik terkait sejauh mana informasi yang dapat disampaikan ke publik.

"Proses otopsi dilakukan dengan begitu banyak perhatian dari masyarakat," ujar Siane saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2016).

"Kami akan bersama-sama dengan pihak PP Muhammadiyah mengungkap itu secara transparan terhadap publik," kata dia.

Adapun terkait penolakan dari warga setempat yang sempat terjadi, kata Siane, masih diselidiki pihak Komnas HAM.

Sebab, setelah mengunjungi beberapa rumah warga, ternyata semua warga yang dikunjungi oleh Komnas HAM menyatakan tak keberatan jenazah Siyono diotopsi. Mereka hanya takut untuk bicara.

Menurut Siane, justru pihak Komnas HAM dan PP Muhammadiyah malah dibantu oleh warga.

"Dibantu bikin tenda malam-malam. Air juga dibantu mereka, air minum, yang siap menggali juga ada. Bahkan, sampai ada yang buatkan pisang goreng," ujarnya.

Siane menuturkan, pada suatu hari, sempat ada rapat yang diinisiasi kepala desa. Menurut informasi yang didapatkan Siane, rapat tersebut turut mengundang tokoh-tokoh masyarakat.

Saat itulah, mereka yang hadir membuat kesepakatan bersama yang menyatakan penolakan otopsi. Kalaupun terpaksa harus dilakukan otopsi, itu harus dilakukan di luar desa dan jenazah tak boleh dimakamkan di areal desa.

"Kemudian keluarga juga harus keluar dari desa," kata Siane.

Menurut Siane, Suratmi, istri Siyono, sempat mengatakan bahwa ia ikhlas jika harus diusir warga, asalkan jenazah Siyono diotopsi dan penyebab kematiannya diketahui secara jelas.

"Saya masih merasa kasihan suami saya meninggal tidak wajar. Maka, saya mau mencari keadilan. Kalau memang diusir, bumi Allah ini luas. Insya Allah akan diberi jalan," kata Siane menirukan perkataan Ratmi.

Otopsi Siyono dilakukan oleh sembilan dokter forensik yang ditunjuk Pengurus Pusat Muhammadiyah dan seorang dokter dari Polda Jawa Tengah.

Tempat pemakaman umum Desa Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah, menjadi lokasi dilakukannya otopsi.

Otopsi Siyono sempat ditolak oleh warga setempat. Proses otopsi akhirnya dilakukan dengan penjagaan ratusan anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah.

Siyono tewas saat dalam penahanan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri seusai penggerebekan di rumahnya, 10 Maret 2016.

Kematian terduga teroris itu menjadi sorotan publik karena diduga ada pelanggaran hukum atas penangkapan Siyono.

Kompas TV Hasil Otopsi Siyono Diketahui 10 Hari Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com