Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kebandelan" Fahri Hamzah, Kegeraman PKS

Kompas.com - 05/04/2016, 09:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Kompas TV Pimpinan DPR Tunggu Surat Resmi dari PKS

Mendapat Perlawanan

Sebagai salah satu pendiri PKS 18 tahun silam, Fahri akan melawan. Ia akan mengajukan gugatan ke pengadilan, sehingga membuat proses pemecatannya sebagai kader PKS dan Wakil Ketua DPR dalam kondisi status quo.

Menurut dia, sejak menjadi kader PKS, tidak pernah ada satu pun kesalahan fatal yang telah ia perbuat.

Ia pun mencontohkan adanya kasus perbuatan tidak senonoh yang dilakukan anggota Fraksi PKS. Anggota tersebut kedapatan menonton video porno, namun hingga kini tidak dipecat dari PKS.

Selain itu, ia menyebut, ada kader yang atas perbuatannya membuat PKS cukup kesulitan jelang Pemilu 2014 lalu. Saat itu, ia mengaku, membela PKS habis-habisan. Akan tetapi, kader tersebut juga tidak dipecat.

"Saya tidak pernah berbuat tidak senonoh, mencuri atau korupsi, melanggar hukum dan etika," kata dia.

"Kalau kata-kata itu persoalan gaya. Tapi, kalau gaya harus jadi pasal dalam hukum, sadarlah bahwa kita kembali ke jaman kegelapan," lanjut Fahri.

Namun, DPP PKS menegaskan, siap memberikan perlawanan balik terhadap Fahri. Menurut Ketua Departemen Hukum DPP PKS Zainudin Paru, pihaknya kini tinggal menunggu gugatan yang akan diajukan Fahri ke pengadilan.

"Intinya DPP PKS sudah siap untuk menghadapi gugatan hukum yang akan dilakukan. Demikian juga kami sudah punya jawaban tentang konteks apa yang akan diajukan saudara Fahri Hamzah di pengadilan," tegas Zainudin di Kantor DPP PKS.

Pengganti Fahri

Di lain pihak, Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi mengatakan, hingga kini DPP PKS belum melayangkan surat ke DPR untuk mengajukan pergantian Fahri sebagai Wakil Ketua DPR.

Menurut dia, DPP memiliki waktu 7x24 jam untuk menunjuk siapa pengganti Fahri. Namun, Dedi enggan mengungkapkan siapa yang nantinya akan menduduki kursi Wakil Ketua DPR itu.

Sedangkan, untuk pergantian jabatan Fahri sebagai anggota DPR, PKS menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab, KPU lah yang memiliki data siapa yang meraih suara terbanyak kedua setelah Fahri dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Barat.

"Karena kalau berdasarkan hitungan kami, bisa saja berbeda dengan hitungan KPU. Dan tentu nanti DPR akan meminta kepada KPU," ujar Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com