Nazaruddin yang berada duduk bersama tim kuasa hukumnya tertawa kecil mendengar jawaban Anas.
"Sebenarnya saya tidak mau ungkap, tapi karena saksi banyak bohongnya, ya, terpaksa. Soal uang untuk penyiapan posko pemenangan jadi ketua umum?" tanya Nazaruddin.
Anas pun makin naik pitam. Ia menegaskan jawaban dari pertanyaan tersebut sudah dijelaskan dalam persidangan dirinya.
Bahkan, para saksi yang dihadirkan, termasuk anak buah Nazaruddin, telah membantah adanya aliran uang untuk hal yang disebutkan Nazaruddin itu.
Tak patah arang, Nazaruddin kembali mencecar pertemuan Anas dengan Mirwan Amir yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR periode 2009-2014.
"Sebelum pertanyaan selesai, saya jawab tidak. Sama sekali tidak ada pertemuan dengan Mirwan Amir. Dan saudara tidak perlu menyebutkan nama-nama orang yang tidak relevan dan tidak benar. Lagi pula ini bukan pertanyaan menurut saya. Ndleming ini," ujar Anas dengan kesal yang disambut tawa pengunjung.
"Ini lama-lama jadi dagelan. Sudah jika sudah tidak ada yang ditanyakan," ujar Ibnu.
"Saya lihat jawaban saudara saksi ini banyak tipu-tipu yang mulia. Apalagi belum ditanya, saudara saksi sudah menjawab. Nanti kelihatan tipu-tipunya lho," sindir Nazaruddin.
Ibnu pun kembali menengahi dan membuka kesempatan terakhir kepada Nazaruddin untuk bertanya.
Ia pun meminta Anas untuk menjawab dengan jelas dan tidak berbelit-belit. Sekitar 15 menit berlalu, Nazaruddin pun menyudahi upayanya tersebut.
Begitulah politik. Awalnya kawan berubah menjadi lawan. Hanya karena persaingan untuk mengumpulkan uang dan harta berlipat lewat cara tak terhormat, teman yang sempat menjadi tempat berbagi cerita dan bekerja sama pun tega saling menjatuhkan dan tak malu saling sindir di muka umum.
Bukan kali ini saja Anas dan Nazaruddin dipertemukan di ruang sidang. Mereka sudah pernah saling menjadi saksi untuk perkara korupsi masing-masing.
Keduanya kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, sebagai terpidana korupsi.
Apabila di ruang sidang saja begitu, terbayang bagaimana mereka menjalin hubungan di dalam penjara. (RIANA A IBRAHIM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.