Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Uring-uringan karena Senin dan Kita yang Keras Kepala

Kompas.com - 21/03/2016, 06:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorInggried Dwi Wedhaswary

Apa yang dilakukan SBY dengan “Tour de Java” ini tidak hanya layak didengar tetapi juga layak didukung. Jokowi yang senang “blusukan” bisa mencurahkan waktu dan energinya untuk urusan lain atau “blusukan” di daerah lain yang selama ini kurang atau tidak mendapat perhatian. Daerah-daerah jauh di luar Jawa misalnya.


Terhadap kritik dan masukan SBY selama tur, memang tidak ada tanggapan langsung dari Presiden Jokowi. Namun, apa yang kemudian dilakukan Jokowi dengan inspeksi mendadak ke Proyek Pusat Olahraga Hambalang yang mangkrak dan menjadikan beberapa kader Partai Demokrat tersangkut kasus korupsi dipahami sebagai jawaban atas kritik itu.

Tidak berhenti di situ, sebelum rekomendasi “Tour de Java” dibacakan dengan pokok pertama soal infrastruktur, Jokowi masih lewat Twitter menjelaskan sikapnya. Usai meresmikan jalan tol Surabaya-Mojokerto sebagai kunci membangun sentra ekonomi baru Jawa Timur (19/3/2016), Jokowi menyebut: Bangun infrastruktur jangan ditunda.


Di hari yang sama, SBY didampingi Ani, Ibas, menantu, dan cucunya mengunjungi Jembatan Suramadu. Jembatan yang lama hanya digagas di pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, direalisasikan pembangunannya dan diresmikan oleh SBY tahun 2009.

Di akun Twitternya, Ibas menyebut, Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura sebagai infrastruktur yang hingga kini manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Tidak lupa, SBY, Ani, Ibas, menantu dan cucunya berfoto bersama. Masyarakat yang ada di sekitar jembatan itu juga diajak serta.

Banyak yang memuji langkah cekatan Jokowi yang bersemboyan kerja, kerja, kerja karena hasilnya nyata. Pujian itu disampaikan termasuk untuk kunjungan politiknya yang cekatan ke Hambalang. Dukungan para pemujanya juga dikemukakan melalui media sosial tak kurang-kurang.

Namun, bagi saya, langkah cekatan Jokowi ke Hambalang dan mekanisme pertahanan diri soal infrastruktur adalah tanda awal bahaya. Kritik tampaknya akan sulit diterima.

Oya, apa kabar mantan Ketua DPR Setya Novanto yang dalam rekaman menceritakan pengalamannya berhadapan dengan Presiden Jokowi? Masih ingat, Setya Novanto dalam rekaman itu menyebut apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com