Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dimas Oky Nugroho

Pengamat politik ARSC. Founder Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP)

Nasionalisme dan Aktor Baru di Era MEA

Kompas.com - 14/03/2016, 14:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Aktor Baru: Kelas Menengah dan Wirausaha Muda 
Kita jangan terlalu sentimental dan romantis mengenang sosok-sosok besar para founding fathers. Mereka adalah aktor-aktor yang telah berhasil menunaikan tugas di zamannya, mengkonstruksi tujuan bersama, yakni kemerdekaan politik, dan persatuan bangsa pada saat itu. Semangat dan ketulusan mereka dapat kita gunakan dan masih relevan.

Namun, dalam konteks saat ini, tantangannya adalah menemukan dan melahirkan aktor-aktor baru yang memahami perkembangan zaman baru namun dengan kesadaran mendasar yang sama: bervisi nasionalis, cinta pada kemajemukan, persatuan serta kemajuan bangsa ini, tapi juga lurus, kompetitif, unggul dan berkarakter.

Tantangan kontemporer adalah membangun solidaritas, mengatasi kesenjangan sosial, mendapatkan kesempatan pengembangan diri yang sama, kompetitif secara ilmu pengetahuan dan teknologi, inovatif dan berjiwa entrepreneur dalam hal bisnis, dalam lanskap dunia ‘tanpa batas’ era informasi, internet, dan media sosial.

Untuk itu yang harus pula diantisipasi bukan hanya kapasitas. Tapi juga karakter integritas dan etos kerja anak-anak muda kita. Mereka harus lebih tangguh, disiplin, jujur serta kreatif dan cerdik. Inovasi dan kreativitas adalah kunci.

Kerja keras, militansi dan ketekunan adalah keharusan. Mencintai dan memahami sejarah, cita-cita dan visi negara-bangsa ini adalah fondasi.

Sumber daya alam adalah cerita masa lalu, penuh narasi hitam, praktik mafia dan konfliktual. Peluang yang harus dimaksimalkan adalah sektor wirausaha kreatif dan perhatian yang lebih terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM).

Negara harus mampu melahirkan aktor-aktor baru, baik nasional maupun lokal, di bidang wirausaha karena memang zaman ini adalah zaman emasnya para entrepreneur.

Inonasi dan kreativitas mereka bisa memajukan bangsa jika dikelola dan diarahkan dengan baik. Sayangnya, data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah wirausaha tidak sampai 2 persen dari total penduduk.

Bandingkan dengan Malaysia yang 5 persen dan Thailand yang 4 persen. Padahal berdasarkan data pemerintah, dalam kurun waktu 3 tahun saja, sektor UKM bisa menyerap sekitar 77 juta tenaga kerja.

Beberapa paket kebijakan yang dirilis Presiden Jokowi menekankan pentingnya UKM untuk memajukan perekonomian dan menyejahterakan rakyat. Akan tetapi kenyataannya para elite politik, pemerintahan, pihak swasta dan perbankan belum konsisten satu visi dan aksi.

Akibatnya program-program pemerintah yang mempersiapkan para pelaku usaha menghadapi MEA bisa dikatakan masih lemah dan tidak terkoordinasi baik.

Dalam menghadapi MEA, pemerintah tidak boleh setengah hati. Ciptakan regulasi dan implementasi keberpihakan yang konkret. Negara harus mampu melahirkan aktor dan kelas menengah baru.

Lakukan sebuah ‘pengarusutamaan’ yang integral di seluruh lini pemerintahan, permodalan dan dunia usaha untuk dukungan terhadap bidang wirausaha kreatif. Kita berharap munculnya kelas menengah baru, anak-anak muda yang tidak mencari rente negara, ‘merampok’ ataupun ‘menyusu’ pada proyek-proyek yang dihasilkan oleh relasi-relasi politikdan kekuasaan.

Dengan lahir dan tampilnya generasi baru ini, maka nasionalisme ke-Indonesia-an kita tak hanya akan terbaharukan, tapi juga bermanfaat mengantarkan bangsa ini unggul di era globalisasi, serta sukses mencapai tujuan kemerdekaan yang sejati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com