Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyu Biru dan SK di Media Sosial

Kompas.com - 02/02/2016, 15:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Nama Badan Intelijen Negara kembali mencuat sepekan terakhir terkait ulah anggota Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan BIN, lembaga internal yang baru saja dibentuk. Akun Banyu Biru di media sosial Path mengunggah foto surat keputusan penunjukannya sebagai anggota DISK dari Kepala BIN Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso.

Surat keputusan (SK) tersebut sejatinya bersifat rahasia karena hanya ditujukan kepada orang yang namanya tersebut di dalamnya dan pejabat BIN terkait. Demikianlah sifat dan prinsip kerja intelijen yang tertutup dan kompartementasi. Hal ini membuat pihak yang tidak berkepentingan atau bekerja sama langsung pun tak akan mengetahui posisi strategis seseorang di dalam lembaga intelijen, termasuk BIN.

Sutiyoso membenarkan bahwa dirinya membentuk DISK. Namun, Sutiyoso enggan menjelaskan personel, tugas, dan fungsi Dewan Informasi tersebut. "Saya memang membentuk Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan (DISK) di BIN. Tugas dan fungsinya apa, terus personelnya siapa saja, tidak bisa saya ungkap kepada publik. Itu rahasia (classified) sifatnya," ujar Sutiyoso (Kompas, 1/2/2016).

BIN adalah induk dari lembaga intelijen yang terdapat di satuan kerja (satker) lain, Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Badan Intelijen Kepolisian (BIK) di Mabes Polri, Intelijen Kejaksaan, Intelijen Bea dan Cukai, Intelijen Kementerian Dalam Negeri yang tergabung dalam Kesbang Linmas, dan lain-lain.

Laksamana Madya (Purn) AA Kustia dalam Jurnal Intelijen dan Kontra Intelijen Volume VI No 36 Tahun 2012 mengingatkan, moral dan etika pertama intelijen adalah kerahasiaan. Dalam hal kerahasiaan, akan ada dampak terhadap kepentingan masyarakat. Dalam hal itu, Kustia mengingatkan, bukan kerugian materi dan finansial yang penting, melainkan akses pengawasan oleh masyarakat.

Hal itu dijawab dengan pembentukan Komisi Intelijen oleh Komisi I DPR, Selasa (26/1/2016). Komisi Intelijen beranggotakan 14 anggota Komisi I DPR untuk mengawasi kerja-kerja intelijen (Kompas, 27/1/2016).

Prinsip moral dan etika lainnya, menurut Kustia, adalah alat dan tujuan, hakekat dan sifat lawan, kepentingan nasional, dan terakhir adalah pergeseran dalam etika moral.

Pergeseran etika moral dicontohkan Kustia ketika terjadi perdebatan di Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) perlu tidaknya AS campur tangan dalam Pemilu Portugal, anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang ketika itu cenderung akan didominasi Partai Komunis. Akhirnya diputuskan AS tidak campur tangan dan ternyata Partai Komunis tidak memenangi pemilu pada era Perang Dingin tersebut.

Bicara soal kerahasiaan, Sumpah Intelijen yang diucapkan setiap personel BIN menjadi dasar moral bekerja seorang agen atau anggota komunitas intelijen BIN berbunyi "...Bahwa saya akan menjunjung tinggi kode etik intelijen negara di setiap tempat, waktu, dan dalam keadaan bagaimanapun juga... Bahwa saya akan memegang teguh segala rahasia intelijen negara dalam keadaan bagaimanapun juga...".

Mantan Kepala BIN Letjen (Purn) Marciano Norman, dalam berbagai percakapan, mengingatkan, intelijen itu pekerjaan tertutup dan rahasia termasuk personelnya. "Ukuran keberhasilan intelijen adalah situasi damai. Anda lihat Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 aman. Itu ukuran keberhasilan intelijen," kata Marciano, seusai Pemilu Presiden 2014.

Menurut Marciano, intelijen sejati adalah kerja-kerja yang menghasilkan produk hasil penilaian atas informasi yang dikumpulkan, prediksi keadaan ataupun fakta tunggal yang sahih. Intelijen juga berarti seni mencari, mengumpulkan data, dan mengolah informasi yang dibutuhkan negara.

Marciano menambahkan, intelijen dan personelnya adalah aktivitas tertutup (rahasia) yang mencakup penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Meski demikian, intelijen ada dan menjadi milik masyarakat Indonesia.

Terkait soal penggalangan intelijen, penulis Peter Kasenda dalam buku Kolonel Misterius di Balik Pergolakan TNI AD membuat ulasan khusus tentang Bapak Intelijen Modern Republik Indonesia, Zulkifli Lubis, yang semasa penjajahan Jepang mendapat pelajaran Ippan Joho (Intelijen Umum). Zulkifli dilatih berbagai keahlian, termasuk menaklukkan musuh diam-diam tanpa pertempuran. Itu salah satu bentuk kemampuan penggalangan intelijen yang sangat penting dalam menjalankan tugas dan fungsi intelijen.

Di atas semua itu, kerahasiaan aktivitas dan personel adalah asas dasar intelijen. Itu pula yang menjadi asas dari BIN dengan semboyan velox et exactus atau cepat dan akurat. (Iwan Santosa)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Februari 2016, di halaman 5 dengan judul "Banyu Biru dan SK di Media Sosial".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com