Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Indonesia, Bersama Selandia Baru dan Armenia, Memerangi Terorisme

Kompas.com - 21/01/2016, 17:23 WIB
advertorial

Penulis


Walau menjadi negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, Indonesia menentang radikalisme dan praktik terorisme yang dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan agama Islam. Hal itu dikatakan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan kepada Duta Besar Selandia Baru dan Armenia.

Aksi terorisme, yakni pengeboman di kawasan Sarinah, Jakarta, beberapa waktu lalu, mencoreng nama agama, khususnya Islam, dan perdamaian di Indonesia. Padahal, menurut Zulkifli, agama Islam tak pernah mengajarkan siapapun untuk menakut-nakuti, apalagi membunuh sesamanya.

"Bahkan itu bukan Islam, karena mereka membunuh sesamanya. Di Islam itu tidak ada. Itu masalah politik, suku, tapi untuk memperkuatnya mereka pakai agama. Indonesia sama sekali tidak menolerir radikalisme bentuk apapun. Itu melanggar kemanusiaan," ucap Zulkifli kepada Duta Besar Selandia Baru dan Armenia dalam pertemuan yang diselenggarakan di ruang kerjanya di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (21/1/2016).

-

Selandia Baru, negara yang letak geografisnya jauh dari Indonesia, menurut Duta Besarnya Trevor Matheson, pun merasakan dampak dari aksi terorisme ini. Itu sebabnya ia turut memerangi praktik terorisme dan radikalisme yang merusak perdamaian dunia.

"Selandia Baru adalah negara terpencil, tapi kami bagian dari desa global ini, dan terkena dampak dari terorisme. Maka kami pun memerangi terorisme," tutur ia kepada Zulkifli.

Senada, Duta Besar Armenia Anna Aghadjanian mengungkapkan praktik terorisme seperti itu dilakukan oleh orang-orang yang tak tahu betul soal Islam. Mereka seolah-olah menganut, tapi tidak memahami esensi dan ajaran agama itu sendiri.

"Orang-orang yg melakukan itu, tidak mempunyai gambaran mengenai Islam yang sesungguhnya, Islam yang baik seperti apa. Lalu mereka membunuh atas nama Tuhan," ujar Duta Besar dari negara baru dengan jumlah penduduk tiga juta orang tersebut.

Dukungan kedua negara tersebut pun menjadi dorongan bangsa Indonesia untuk terus melawan terorisme, bersatu dalam perbedaan, dan menjaga keharmonisan hidup.

"Jadi tugas pokok kita menjaga agar kehidupan tetap bersatu, harmonis," ujar Zulkifli.

Indonesia dengan Selandia Baru dan Armenia dikenal memiliki hubungan yang baik. Bersama Selandia Baru, Indonesia menjalin hubungan erat dalam bidang pertanian, peternakan, politik, sampai edukasi. Zulkifli mengaku kagum pada Sumber Daya Manusia (SDM) Selandia Baru yang punya daya kompetensi, pendidikan, intelektual, serta kejujuran yang baik.

Sementara dengan Armenia yang tergolong sebagai negara baru, ternyata hubungan keduanya sudah terjalin lama. Pada masa Indonesia dijajah Belanda, ada satu gereja Armenia terletak di Indonesia, tepatnya di kawasan Thamrin, Jakarta. Bangunan tersebut kemudian dihancurkan.

"Jadi sebenarnya hubungan Indonesia dan Armenia tidak baru. Walau letak geografis sangat jauh, tapi sebenarnya orang Armenia kenal Indonesia," ucap Anna disusul tawa.

Zulkifli berharap hubungan pemerintah, parlemen, serta budaya antara Indonesia dengan kedua negara tersebut terus erat. Ia mengundang parlemen negara Selandia Baru dan Armenia untuk datang dan melihat langsung kehidupan rakyat Indonesia yang demokratis dan harmonis. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com