Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kontroversi Penunjukan Pejabat oleh Jokowi Sepanjang 2015

Kompas.com - 31/12/2015, 19:14 WIB

3. Kejutan "Reshuffle"

Belum setahun Jokowi memimpin Kabinet Kerja, perombakan kabinet sudah dilakukan pada Agustus 2015. Kejutan terbesar muncul saat Jokowi mengganti tiga dari empat menteri koordinator.

Tedjo Edhy Purdijatno dicopot dari Menko Polhukam dan diganti Luhut Binsar Pandjaitan. Menko Perekonomian yang sebelumnya dijabat Sofyan Djalil diganti dengan Darmin Nasution. Adapun Rizal Ramli menggantikan Indroyono Soesilo sebagai Menko Kemaritiman.

(Baca: Presiden Copot Tiga Menko, Kalla Berharap Koordinasi Bisa Lebih Baik)

Hanya Puan Maharani yang tidak disentuh dan tetap menjabat sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. PDI-P menilai prestasi Puan jadi alasan dia tidak digeser sebagai menko.

(Baca: Menurut Yasonna, Puan Tak Di-"reshuffle" karena Berprestasi)

Kejutan besar lain adalah munculnya nama Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel. Jokowi mengaku memilih Tom karena pemahaman terhadap mekanisme yang terjadi di pasar.

(Baca: Jokowi Ungkap Alasan Pilih Tom Lembong Jadi Mendag)

Reshuffle juga menghadirkan politisi senior PDI-P Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjajanto.

Selain itu, Sofyan Djalil bergeser dari Menko Perekonomian menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago.

KOMPAS.com/Sabrina Asril Sembilan orang perempuan pilihan ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai panitia seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka berpose seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (25/5/2015).
4. Srikandi Penentu Pimpinan KPK

Presiden Jokowi membuat kebijakan yang dianggap bersejarah saat menunjuk sembilan perempuan sebagai Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kebijakan ini dianggap unik, apalagi dibuat di tengah isu pelemahan KPK dan konflik KPK vs Polri, yang dikenal dengan sebutan "Cicak vs Buaya Jilid II".

Perempuan-perempuan yang ditunjuk Jokowi pun bukan orang sembarangan, melainkan nama yang mumpuni di berbagai bidang. Ekonom Destry Damayanti ditunjuk sebagai ketua. Dosen Hukum Tata Negara UGM Eny Nurbaningsih ditunjuk sebagai wakil ketua.

Tokoh lain yang menjadi anggota, di antaranya adalah ahli hukum UI Harkristuti Harkrisnowo, ahli tata kelola pemerintahan Natalia Subagyo, Dosen FHUI Yenti Garnasih, dan petinggi IBM Indonesia Betti Alisjahbana.

(Baca profil 9 anggota Pansel KPK di tautan ini: Ini Profil Sembilan "Srikandi" Pansel KPK)

Namun, kinerja Pansel KPK ini tetap menuai kritik dari Komisi III. Mekanisme pemilihan calon dalam empat kriteria--yaitu pencegahan; penindakan; manajeman dan supervisi; serta koordinasi dan monitoring--dianggap aneh, karena pimpinan KPK harus menguasai keseluruhan.

(Baca: Rapat dengan Komisi III, Pansel KPK Dicecar soal Mekanisme Seleksi)

Dokumen yang diserahkan Pansel KPK sebelum fit and proper test di Komisi III juga dianggap jauh dari standar umum. Karena itu, anggota Komisi III Masinton Pasaribu menilai kinerja Sembilan Srikandi itu "seperti kegiatan ibu-ibu arisan".

(Baca: Masinton Nilai Kerja Pansel KPK seperti Ibu-ibu Arisan)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com