Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Dianggap Abai Atasi Kriminalisasi terhadap KPK

Kompas.com - 07/12/2015, 01:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dianggap membiarkan terjadinya kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Meski secara lisan menolak kriminalisasi terhadap KPK, Jokowi tidak memastikan kriminalisasi berhenti secara total.

"Dalam hal kriminalisasi berlanjut, kita bisa lihat ujungnya otoritas ada di presiden. Tapi dia tidak bisa memastikan instruksi dia bisa dijalankan," kata pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum, Muji Kartika Rahayu, Minggu (6/12/2015) di Jakarta.

Hal tersebut, kata Muji, terlihat saat Ombudsman RI memberi sejumlah rekomendasi kepada Kepala Polri Badrodin Haiti untuk memberi sanksi kepada sejumlah bawahannya terkait penangkapan Wakil Ketua nonaktif KPK Bambang Widjojanto.

Saat itu, Ombudsman juga menyurati Jokowi terkait rekomendasi itu.

"Presiden kemudian menyurati Kapolri, tapi tindak lanjutnya tidak dilakukan sama sekali," kata Muji.

Jokowi juga tidak memastikan bahwa rekomendaai itu benar berjalan atau tidak. Malah terkesan membiarkan saat tidak mendengar Badrodin memberi sanksi kepada bawahannya.

Hal tersebut, kata Muji, terjadi dua kali. Lagi-lagi Jokowi tidak menegur Badrodin karena tidak melaksanakan rekomendasi Ombudsman.

"Presiden menegur Kapolri lagi kenapa rekomendasi enggak dilaksanain. Enggak diapa-apain juga sama Kapolri. Ya, Presiden enggak ngapain juga. Enggak bisa manggil, 'Ini harus dijalankan'," kata Muji.

Padahal, kata Muji, sah-sah saja jika Jokowi memerintahkan Badrodin untuk menghentikan kasus yang menjerat anggota KPK.

Salah satunya penyidik KPK Novel Baswedan yang beberapa hari lalu sempat ditahan di Polda Bengkulu.

"Kita harap ke Kapolri untuk selesaikan kriminalisasi, mustahil. Pimpinan KPK juga mustahil karna kewenangannya terbatas," ucap Muji.

"Ujungnya di presiden. Dia pasti bukan satu-satunya, tapi dia pemegang bola terakhir," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com