Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tomy Winata dan Hashim Djojohadikusumo Hadir di KTT Paris, Apa Tujuannya?

Kompas.com - 01/12/2015, 22:54 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

PARIS, KOMPAS.com — Di sela kesibukan Conferences of Parties (COP) 21, Pertemuan Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB, (UNFCCC), di Le Bourget, Perancis, terdapat dua pengusaha Indonesia yang hadir.

Dua pengusaha itu adalah Tomy Winata dan Hashim Djojohadikusumo.

Ada banyak kepentingan baik untuk pelaku usaha, aktivis, NGO, ilmuwan, maupun pemerintah di pertemuan tingkat dunia ini. Lalu, apa pula kepentingan dua pengusaha itu?

Hashim Djojohadikusumo saat ditemui Kompas.com menyebutkan bahwa dia memiliki kepentingan selaku asosiasi pengusaha hutan.

"Kami ada hutan di Kalimantan dan kami akan memperkenalkan teknologi baru cara Indonesia. Ini bukan sawit atau tebu, ini reboisasi cara tumpang sari berbagai tanaman sampai 130 jenis," kata Hashim.

Selanjutnya, ia mengungkapkan, dari perhutanan tersebut, ia menanam juga pohon aren yang digunakan untuk menghasilkan bahan bakar energi terbarukan, seperti biodiesel dan etanol.

"Selama ini, air aren banyak digunakan untuk yang non-Muslim sebagai minuman keras, tetapi kali ini kami akan ubah menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan terbarukan," ucap Hashim.

"Ini yang akan kami presentasikan di forum internasional ini," ucapnya.

Ia meyakinkan kawasan yang ditanami beragam jenis tumbuhan, seperti aren, rambutan, dan jambon, selain menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan juga dapat mengikat karbon dan sebagai tempat satwa tinggal.

"Proyek kami telah berjalan di Kalimantan TImur seluas 173 ribu hektar. Program ini telah dinyatakan layak oleh ahli dari Belanda dan Norwegia," tuturnya.

Sementara itu, Tomy Winata dalam keterangannya mengatakan bahwa pertemuan COP 21 harus mewadahi tiga kepentingan.

Tiga kepentingan itu adalah bisnis, sosial dan lingkungan hidup, serta kepentingan pemerintah.

"Semua itu harus berimbang, jangan ada yang berat sebelah. Jika tak imbang, itu tak baik. Saya berharap COP 21 menghasilkan itu," ujar Tomy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com