Bagian itu disebut dengan rudder travel limiter (RTL), yang terletak pada bagian ekor pesawat.
"Saat dibawa ke Perancis, ada komponen RTL yang mengalami keretakan solder pada electronic module, pada RTL yang lokasinya berada pada vertical stabilizer," ujar Ketua Sub Komite Kecelakaan Pesawat Udara KNKT Kapten Nurcahyo Utomo di Gedung KNKT, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2015).
Menurut Nurcahyo, karena posisi RTL ada di bagian ekor, diduga, retakan terjadi karena ruangan tidak menggunakan pendingin (AC).
Kondisi bagian ekor menjadi sangat panas saat di bandara dan sangat dingin ketika berada di udara, bahkan sampai berada di bawah 50 derajat celsius.
Selain flight data recorder (FDR), KNKT kemudian melakukan investigasi terhadap kondisi pesawat selama 12 bulan terakhir.
Dalam investigasi tersebut, diketahui bahwa kerusakan yang sama sudah terjadi sebanyak 23 kali sepanjang Januari hingga Desember 2014.
Frekuensi kerusakan semakin sering terjadi pada tiga bulan terakhir sebelum kecelakaan.
Pihak AirAsia ternyata belum memanfaatkan sistem perawatan pesawat menggunakan post flight report (PFR) secara optimal sehingga gangguan pada RTL yang berulang-ulang tidak terselesaikan secara tuntas.
"Setelah pesawat mendarat, laporan gangguan bisa di-print dan melakukan tindakan perbaikan. Ini kurang dianalisis dengan baik sehingga data tidak mencukupi. Di Indonesia, tidak ada kewajiban pilot melapor kalau pesawat ada gangguan supaya bisa diperbaiki oleh maintenance," kata Nurcahyo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.