JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Polri Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo mengatakan, saat ini banyak politisi yang tidak mengerti etika berpolitik sehingga membuat situasi perpolitikan tidak kondusif.
Kepemimpinan juga dianggapnya masih menjadi masalah di dunia politik saat ini. Widodo menyayangkan, kondisi tersebut juga terjadi di internal Partai Golkar.
"Sangat disayangkan ini terjadi di Partai yang selalu kita banggakan dari dulu. Saya mempunyai kesan bahwa persoalan yang terjadi di Golkar akhir-akhir ini adalah soal leadership, kepemimpinan," kata Widodo di Kantor Forum Komunikasi TNI di Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Jumat (27/11/2015).
Hal tersebut disampaikannya dalam kunjungan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ke sesepuh TNI yang pernah bersama Partai Golkar membangun Indonesia. (baca: Aburizal Bakrie Tak Undang Agung Laksono di HUT Golkar)
Kunjungan tersebut menindaklanjuti acara sharing session GMPG untuk mendorong percepatan rekonsiliasi Golkar.
Menurut Widodo, saat ini banyak godaan bagi pemimpin, khususnya pemimpin partai politik. Ia melihat, banyak kegiatan politik yang tujuannya hanya mencari uang. (baca: Di Depan Setya Novanto, Jusuf Kalla Ingatkan Golkar soal Kejujuran)
Bahkan, kata Widodo, sejumlah pemimpin partai lupa akan tugasnya sebagai pemimpin dan hanya mengurusi bisnis.
"Hanya mengurusi bisnis, di mana-mana bisnis," ujar Widodo.
Ia menilai, kondisi tersebut karena pemerintah belum bisa memberikan dukungan kepada partai-partai politik sehingga mereka terpaksa mencari uang sendiri guna membiayai kegiatan politiknya. (baca: Agung Laksono: Jika Tak Segera Berakhir, Kasus Novanto Akan Timbulkan Guncangan Baru)
Ia berharap, di tengah kisruhnya internal Golkar, bisa terpilih pemimpin baru yang tahu kewajibannya sebagai pemimpin partai politik dan menyadari bahwa tugasnya adalah mengurusi partai dan rakyat.
"Juga harus menjaga kehormatannya. Sekarang banyak yang sudah rusak," kata Widodo.
Hingga saat ini, konflik internal Golkar belum juga selesai. Kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono masih mengupayakan rekonsiliasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.