Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2015, 15:00 WIB

Namun, di awal orasi, ia mengungkit kedekatan PAN dengan pemegang kekuasaan saat ini, yaitu Presiden Joko Widodo yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Saya kemarin bermalam di Surabaya. Nanti saya sempat mau bermalam lagi di Jawa Timur. Tetapi, tiba-tiba Pak Jokowi minta agar saya ke Lampung bersama-sama. Jadi, sore ini saya kembali lagi ke Jakarta," kata Zulkifli, saat di Tuban.

Pertemuan

Seusai memimpin kampanye di Tuban dan Lamongan, Kamis (5/11) sore, Zulkifli segera pulang ke Jakarta. Ini karena pada Jumat (6/11) siang, ia diundang Presiden untuk mengikuti kunjungan kerja selama dua hari ke Lampung dan Sumatera Selatan.

Di tengah isu perombakan kabinet yang memanas, genap dua kali dalam pekan ini Zulkifli bertemu Presiden atas undangan langsung dari Presiden.

Selasa (3/11), ia juga diundang Presiden untuk jamuan kenegaraan dengan Presiden Finlandia Sauli Vainamo Niinisto, di Istana Negara. Saat itu, ia bahkan duduk bersebelahan dengan Presiden.

Pada saat yang sama, Selasa itu, para petinggi partai politik koalisi pendukung pemerintah mengadakan pertemuan di rumah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, di Teuku Umar, Jakarta Pusat. Perwakilan PAN tidak hadir dalam pertemuan itu.

Eskalasi isu perombakan kabinet, tak mengherankan, ikut memancing rasa penasaran warga. Saat mengunjungi pasar tradisional di Lamongan, seorang pedagang di pasar, sembari melayani Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi yang sedang berbelanja mengatakan, "Kalau menurut saya, PAN pasti dapat kursi menteri, Pak," celetuk pedagang itu. Viva Yoga hanya tersenyum, lalu tertawa kecil.

Sampai sekarang, pemberian kursi kabinet ke PAN terus berkembang menjadi isu politik. Meski memilih irit bicara, Zulkifli saat di Sukabumi telah menyatakan, tak bisa dinafikan, partai politik perlu merebut kekuasaan.

Jika tidak, partai politik menjadi tidak berdaya, sama saja dengan ormas. Sinyal telah ditangkap, Pak. (AGNES THEODORA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com