Pengaruh media sosial
Medsos saat ini berperan penting dalam siklus informasi publik. Pengaruh medsos dalam mengarahkan isu publik semakin kuat. Ini terbukti dari semakin masifnya media konvensional dalam memanfaatkan medsos untuk distribusi pemberitaan.
Lebih dari itu, media, seperti televisi dan radio, pun memberi ruang khusus dalam program mereka untuk mengulas isu terhangat yang diperbincangkan di medsos.
Hasil survei Litbang Kompas kali ini memperjelas gambaran tentang demografi pengguna medsos. Tak kurang dari 20 persen responden yang terjaring dalam survei ini adalah pengguna medsos.
Masyarakat perkotaan dan kelas ekonomi menengah atas menjadi ciri yang mendominasi kelompok responden ini. Sebagian besar pekerja dan mayoritas berpendidikan minimal SMA.
Hampir separuh dari kelompok responden ini mengaku pengguna aktif dan mengakses medsos setiap hari. Bagaimanapun, suara kelompok yang jumlahnya sekitar 20 persen ini memberi pengaruh cukup besar dalam agregat penyikapan publik, seperti tampak dalam survei ini.
Medsos membuka ruang lebih luas bagi partisipasi politik masyarakat. Di ruang digital ini, partisipasi bisa dalam bentuk individu atau komunal.
Model jejaring di medsos juga memungkinkan pola pengarahan isu untuk menggiring opini publik. Hal ini antara lain terlihat dari perbedaan dominasi isu antara percakapan yang digerakkan oleh publik dan isu yang digerakkan akun media massa.
Hasil penelitian Merlyna Lim (2005) tentang internet dan aktivitas politik di Indonesia menyebut, meski terakses secara eksklusif, internet dapat membantu dengan menjadi ruang bebas pertukaran informasi dan wacana politik.
Keterhubungan dengan jaringan-jaringan komunikasi lain mendukung transfer informasi dari elite ke jalanan, baik media massa tradisional maupun kelompok masyarakat lainnya.
Lim menekankan bahwa siklus informasi di ruang maya akan menjadi efektif jika melibatkan media konvensional, demikian pula sebaliknya.