Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan PBNU terhadap Satu Tahun Jokowi-JK

Kompas.com - 20/10/2015, 09:23 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai, pemerintahan Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla secara umum berjalan cukup baik. Namun, ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian pemerintah.

Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini memberi catatan terkait masalah keamanan. Setidaknya, selama pemerintahan Jokowi-JK, konflik sosial yang melibatkan kelompok agama masih terjadi.

Beberapa contohnya, seperti pembakaran mushala di Tolikara, Papua, dan peristiwa pembakaran gereja di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, beberapa waktu lalu.

PBNU menyayangkan pemerintah gagal mengantisipasi konflik yang mengganggu keamanan masyarakat. (Baca: Setahun Jokowi-JK, Agenda Pemberantasan Korupsi Mengkhawatirkan)

"Pemerintah seharusnya mengedepankan dialog antarumat beragama dan mengutamakan penyelesaian masalah melalui komunikasi ke tingkat bawah," ujar Helmy saat ditemui di Kantor PBNU, Senin (19/10/2015).

Dalam bidang perekonomian, PBNU mengapresiasi upaya pemerintah yang berupaya meningkatkan perekonomian melalui paket-paket kebijakan ekonomi.

Setidaknya, upaya tersebut terbukti berdampak pada penguatan rupiah dan kurs dollar AS yang semakin terintervensi.

Meski demikian, PBNU meminta agar pemerintah tidak hanya memberikan kemudahan usaha dalam sektor makro.

Menurut Helmy, dalam kondisi perekonomian nasional yang melemah, usaha kecil perlu diberi penguatan agar menjadi penopang perekonomian.

Kabut asap

Selain itu, salah satu catatan penting PBNU terhadap pemerintah adalah mengenai penanganan kabut asap. PBNU menilai pemerintah kurang siap dalam menangani masalah tersebut.

Pertama, PBNU meminta pemerintah segera membenahi izin pembakaran hutan seluas 2 hektar. (Baca: Pemerintahan Jokowi-JK Dinilai Kecolongan soal Kabut Asap)

Tanpa diikuti aturan yang spesifik, pembakaran hutan dapat menjadi tidak terkendali sehingga menyebabkan bencana kabut asap seperti yang saat ini terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

Helmy menyarankan agar pemerintah menyiapkan dana alokasi khusus yang nantinya dapat digunakan pada kasus-kasus tertentu, seperti kebakaran hutan, sehingga penanganan lebih cepat dilakukan.

Anggaran pemerintah daerah dinilai belum cukup untuk mengatasi masalah pembakaran hutan. (Baca: Partai Pendukung Puas terhadap Kinerja Setahun Jokowi-JK)

"Hukumnya haram mengganggu dan merusak lingkungan. Penyelamatan hutan dan lingkungan adalah bagian dari jihad," kata Helmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com