Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Temukan Indikasi Korupsi di Balik Sejumlah Kasus Pelanggaran HAM

Kompas.com - 13/10/2015, 14:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Siane Indriani mengatakan, Komnas HAM menemukan adanya indikasi korupsi di balik sejumlah kasus yang ditangani. Ia mengatakan, dugaan korupsi tersebut seolah terlindungi dari sorotan karena peristiwa kekerasan yang justru mencuat ke permukaan.

"Komnas HAM dalam melakukan penyelidikan kasus terutama terkait konflik yang belakangan muncul berkaitan dengan sumber daya alam dan korporasi, selalu ada indikasi korupsi di dalamnya," ujar Siane di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Siane menyebutkan, salah satu peristiwa pelanggaran HAM yang berpotensi korupsi yaitu kasus Salim Kancil di Lumajang. Dalam penyelidikan Komnas HAM, ternyata terungkap adanya penambangan liar dan penerimaan uang oleh sejumlah perwira terkait aktivitas tambang tersebut.

"Yang muncul di permukaan adalah letupan peristiwa. Yang di bawah selalu ada indikasi korupsi oleh korporasi," kata dia.

Namun, Komnas HAM tidak dapat mengusut dugaan korupsi tersebut karena bukan merupakan domain kerjanya. Oleh karena itu, kata Siane, pihaknya menyampaikan pengaduan masyarakat dan temuan mereka dalam penyelidikan di lapangan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan Agung, dan Polri untuk mengusutnya.

"Mungkin harus ada penyelidikan. Kalau ada perselingkuhan penguasa dengan pengusaha harus kita kritisi," kata Siane.

Ia mengatakan, di sejumlah daerah banyak kasus tumpang tindih lahan. Selain menyebabkan kerusakan alam, ternyata hal tersebut juga mengindikasikan adanya dugaan korupsi. Mengenai dugaan tersebut, Komnas HAM yang bersinergi dengan aparat penegak hukum masih terus mendalaminya.

"Ada indikasi transaksi politik ketika kepala daerah naik, ada semacam dukungan finansial dari pengusaha. Di Lumajang baru muncul ada indikasi yang mengarah kepada korupsi. Ada kepentingan di balik itu," tutur Siane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com