Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Partai atau Rakyat, Presiden Jokowi?

Kompas.com - 12/10/2015, 10:02 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Survei Indo Barometer juga mencatat, tingkat kepercayaan publik terhadap KPK masih tinggi. Dari semua lembaga negara yang disurvei, KPK menempati peringkat pertama dengan 82 persen responden menyatakan kepercayaannya. Hasil berbanding terbalik didapatkan oleh kepolisian (56,5 persen) dan kejaksaan (53,5 persen).

Namun, lembaga yang mendapatkan kepercayaan terendah dari publik adalah DPR RI dengan hasil 44,5 persen. Terhadap penolakan publik ini, sejumlah elite PDI-P bergeming dan menyatakan akan tetap merevisi UU KPK.

Fraksi lain di DPR juga menyatakan setuju UU KPK harus direvisi meski masih ada perbedaan terkait pasal-pasal yang akan diubah, dikurangi, atau ditambah. Kuncinya pun kini ada pada Jokowi sebagai kepala pemerintahan.

Revisi UU KPK dipastikan tidak jalan jika pemerintah menolak karena pembahasan suatu UU harus dilakukan bersama-sama antara DPR dan pemerintah. Sejauh ini, Jokowi belum mengeluarkan sikap terkait polemik revisi UU KPK ini. Saat ditanya masalah ini, seusai meninjau Balai Pembibitan Peternakan Sapi di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Jokowi menolak untuk berkomentar.

"Di sini urusan sapi ya, cukup ya," ucap Presiden, Kamis pekan lalu.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly yang juga politisi PDI-P juga belum mau bersikap karena tak mau membuat polemik ini bertambah heboh.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengakui, pemerintah memang belum mau bersikap karena masih menunggu komunikasi dengan DPR sambil mengamati respons masyarakat terkait rencana revisi UU tersebut.

"Pemerintah tentunya memperhatikan pro dan kontra, aspirasi yang ada," kata Pramono.

Jokowi sendiri sebenarnya sudah pernah menyatakan penolakan saat rencana revisi ini mencuat pada Juni 2015 lalu. Namun, tidak pernah ada surat tertulis yang disampaikan pemerintah kepada DPR terkait penolakan itu. Akibatnya, draf UU KPK yang sudah diajukan pemerintah dalam program legislasi nasional 2015 tidak pernah dicabut.

Sikap Presiden ini pun sempat dipertanyakan oleh anggota Fraksi PDI-P, Masinton Pasaribu.

"Ini kan negara, masa nolak pakai statement. Bikin dong pakai surat," kata Masinton.

Seperti apa sikap Presiden tak lama lagi akan terungkap antara rapat konsultasi antara pemerintah dan pimpinan DPR. Pada Jumat pekan lalu, DPR telah mengirim surat undangan kepada Istana. Wakil Ketua DPR Fadli Zon berharap rapat konsultasi dapat digelar pada pekan ini.

Jadi, pilih partai atau rakyat, Presiden Jokowi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com