Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Menuju 70 Tahun Kedua

Kompas.com - 08/10/2015, 15:00 WIB

Tantangan dan ancaman

Institusi pertahanan di seluruh dunia dalam merancang postur pertahanan negaranya selalu memulai dengan melihat hakikat ancaman yang akan dihadapi sampai lima tahun di depannya. Semenjak peristiwa 11 September 2001, muncul format ancaman baru yang tidak pernah diperhitungkan. Ancaman itu adalah perang asimetris, di mana negara tidak lagi berperang melawan negara lain seperti perang konvensional, tetapi negara berperang melawan kelompok atau aktor non-negara yang punya kemampuan militer yang kuat serta punya personel yang militan.

Gerakan terorisme sejak peristiwa 11 September (di Amerika) atau peristiwa bom Bali (2002) mengalami metamorfosis yang sangat cepat. Sebelumnya ada empat ciri yang melekat pada gerakan teror dunia. Pertama, adanya penggunaan kekerasan di luar ketentuan hukum. Kedua, umumnya sasaran dari tindakan kekerasan itu adalah orang atau masyarakat yang tidak berdosa. Ketiga, akibat dari itu, timbul rasa takut, yang kemudian diikuti ketidakpercayaan kepada pemerintah. Keempat, tujuannya adalah untuk menarik perhatian atau semata-mata balas dendam. Tetapi sekarang ini gerakan seperti Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) membuat ciri mereka bertambah, yaitu keinginan kuat untuk mendirikan sebuah negara baru di wilayah yang mereka tentukan letaknya. Gerakan separatis di wilayah Poso dan sekitarnya juga berusaha mengadopsi apa yang dilakukan di Timur Tengah oleh NIIS.

Perhatian kita juga harus ditujukan pada Laut Tiongkok Selatan (LTS). Seingat saya, kawasan ini selalu menjadi wilayah praanggapan dari mana ancaman akan masuk ke Indonesia sejak dulu. Ancaman itu punya kata ganti bermacam, mulai dari "merah" sampai "rubah", tetapi dideskripsikan sebagai negara yang mampu mengirim tentaranya jauh ke selatan, dengan tujuan akhir Pulau Jawa.

Praanggapan itu muncul dari logika sederhana. Pertama, lebih banyak negara tetangga di utara Indonesia daripada di selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com