Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Menuju 70 Tahun Kedua

Kompas.com - 08/10/2015, 15:00 WIB

Kedua, sejak lama hubungan antarnegara di bagian utara, seperti Tiongkok-Jepang, Tiongkok-Taiwan, serta Korea Utara- Korea Selatan punya potensi besar memanas jadi konflik bersenjata.Tetapi sampai beberapa tahun lalu, hanya sedikit pihak yang memprediksi bahwa peta imajiner nine-dash line yang dikemukakan Tiongkok sejak 2009 punya efek politis dan militer kuat. Ini setelah perekonomian negara terbanyak penduduknya di dunia ini menjadi begitu maju dan secara otomatis menyebabkan belanja pertahanan mereka juga membesar. Belanja militer yang masif menjadikan kekuatan angkatan bersenjata Tiongkok mampu hadir di LTS yang bahkan membuat AS cemas.

Kondisi ketiga yang juga harus diwaspadai adalah perang siber. Dalam banyak kasus, perang siber menjadi perang masa depan karena menggabungkannya dengan perang asimetris sehingga menjadi sebuah kombinasi yang sangat ampuh sekaligus ditakuti. Salah satu pihak yang memanfaatkan media sosial secara sangat canggih adalah NIIS, mulai dari menarik simpati, melakukan perekrutan tenaga baru, hingga menabur ancaman. Perang siber tak menggunakan senjata konvensional, tetapi mampu menimbulkan kerusakan yang serius pada eksistensi sebuah negara dan masyarakatnya.

Ke depan

Langkah pertama TNI/Kemhan tentu menyesuaikan proyeksi ancaman serta postur pertahanan berdasarkan dinamika teranyar ketiga hal yang di atas.

Sebagai contoh, program pembelian alutsista baru harus bisa menjawab bagaimana kita mampu memproyeksikan kekuatan di wilayah Kepulauan Natuna. Apakah kita akan memperkuat pangkalan udara di sana, apakah kita perlu menambah skuadron pesawat tempur di Pontianak, dan pangkalan patroli udara di Pulau Bintan. Apakah kita harus menempatkan skuadron pesawat intai tanpa awak (drones) di salah satu pulau di Natuna? Dan, apakah juga kita membeli kapal selam canggih kelas Kilo.

Kedua adalah tindakan luar biasa dan out-of-the-box dalam menentukan alokasi dana untuk belanja pegawai. Selama beberapa tahun terakhir, 60 persen anggaran Kemhan habisuntuk belanja pegawai, hanya 15 persen yang tersisa untuk membeli alutsista baru. Apabila Presiden tidak menetapkan zero growth bagi penambahan personel TNI karena belum terpenuhinya pagu kekuatan minimal, Menhan bersama Panglima TNI tentu harus punya argumentasi kuat agar DPR menyetujui tambahan anggaran yang memadai.

Ketiga, melakukan inovasi jangka menengah dan panjang dalam penyiapan alutsista yang tepat serta mengembangkan dan memanfaatkan keberadaan industri pertahanan dalam negeri secara optimal. Apabila Indonesia sudah mantap dengan pilihan pesawat Sukhoi SU-35 sebagai pesawat tempur pengganti F-5E, harus dijamin Rusia memberikan sebagian komponennya bisa dibuat di Indonesia. Program pembuatan kapal selam bekerja sama dengan Korea Selatan juga contoh yang baik bagaimana nantinya PT PAL mampu membuatnya secara mandiri. Demikian pula PT Pindad mampu menyempurnakan panser Anoa serta membuat tank yang sesuai kebutuhan TNI AD.

Kini TNI telah berusia 70 tahun. Selama periode itu pula TNI telah membuktikan mampu melaksanakan tugas pokok dan misinya secara baik, tentu saja dengan banyak kekurangan di sana-sini. Tantangan 70 tahun ke depan masih penuh misteri, tetapi saya yakin kita mampu melewati masa depan yang tidak ringan ini dengan mengambil hikmah dan pelajaran perjalanan 70 tahun yang telah dilalui.

Luhut B Pandjaitan
Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Oktober 2015, di halaman 7 dengan judul "TNI Menuju 70 Tahun Kedua".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com