Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergeming Setelah Pidato ”Rating”?

Kompas.com - 27/09/2015, 15:00 WIB

Beberapa pihak kini menyambut pidato Presiden dengan membuat sebuah rating. Kita belum tahu apakah ini akan terus- menerus, misalnya untuk enam bulan. Atau hanya sebagai sebuah stil foto untuk melakukan semacam audit. Yang jauh lebih substansial sebetulnya adalah mendirikan Konsil Rating Media.

Di Amerika hal tersebut didirikan atas perintah Kongres sejak 1960-an. Tujuannya konkret. Satu, memastikan rating itu valid, reliabel, dan efektif. Dua, memastikan kriteria etika dan transparansi minimal kepada publik. Tiga, dapat melakukan audit terhadap proses rating. Empat, juga memberikan akreditasi.

Jadi, gebrakan membuat rating di luar penyedia jasa yang ada tentu bermanfaat. Namun, bagaimana kalau hasil dari dua (atau bahkan tiga) rating berbeda? Di situlah justru kehadiran Konsil Rating Media lebih substansial! Boleh saja punya satu rating asal memang valid dan reliabel setelah diaudit pihak kompeten dan punya otoritas. Sebaliknya, akan baik pula kalau Konsil Rating Media mengumumkan tidak ada hasil rating yang sementara ini valid dan reliabel daripada insan media serta khalayak disesatkan oleh pedoman yang keliru!

”Rating” itu dewa

Persoalan kedua dengan rating menyangkut bagaimana menggunakannya. Katakanlah telah ada satu rating teraudit. Tentu dia memetakan inilah selera pasar. Pertanyaannya: apakah seluruh selera pasar harus dipenuhi. Sebagian menjawab ya, utamanya untuk menghibur karena rakyat sudah lelah dengan beban hidup. Lebih banyak lagi ahli ilmu komunikasi menjawab tidak! Siapa pun yang lulus dari departemen atau fakultas ilmu komunikasi tidak layak mendewakan rating. Inilah yang kadang disebut sebagai lulusan tukang. Mereka seperti tidak pernah terpapar kuliah filosofi komunikasi.

Tegasnya: ketika rating menunjukkan selera pasar sedang berjalan ke arah berlawanan dengan nilai-nilai keutamaan bangsa, Jokowi (senada dengan ribuan ilmuwan komunikasi dari aneka masa) menyatakan harus ada upaya memperbaiki selera pasar tersebut! Karena itu, dalam Konsil Rating Media harus masuk juga organisasi pemasang dan pembuat iklan karena merekalah yang punya uang. Mereka yang sesungguhnya menentukan mau bergeming dengan selera pasar atau memperbaikinya.

Keadaan di tanah air kita sekarang terbalik. Direktur program TV yang bisa menebak dan menjaga selera pasar telah dipuja-puja bagai dewa. Bahkan pemilik stasiun umumnya takut kalau mereka ngambek atau pindah. Produser acara sibuk belajar tren apa yang sedang harus diikuti agar kebagian rating. Mulai dari merumuskan judul, memilih pengisi acara yang ”ramah rating”, sampai apakah hari ini harus berkonflik sensasional atau memelas di layar televisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com