Kesiapan desa
Ketertinggalan desa dalam meraih kesejahteraan tak lepas dari relatif kurangnya perhatian serius pemerintah pada kondisi desa, terlepas bahwa ada berbagai program yang dijalankan. Fenomena ini sejalan dengan penilaian publik tentang pembangunan desa selama ini. Lebih dari separuh bagian publik (59,4 persen) menyatakan kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa selama ini belum berhasil memajukan desa.
Akibatnya, pembangunan desa tetap saja tertinggal sehingga desa selalu lebih miskin dibandingkan dengan kota. Kota memiliki daya tarik yang kuat untuk mencari peruntungan. Data Bank Dunia menunjukkan, tingkat urbanisasi di Indonesia termasuk tertinggi di Asia. Dalam kurun waktu 1960-2013, rata-rata pertumbuhan urbanisasi sebesar 4,4 persen. Rata-rata urbanisasi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara seperti Tiongkok (3,6 persen), Filipina (3,4 persen), dan India (3 persen). Tahun 2010, sudah hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.
Delapan dari sepuluh responden menyatakan, pembangunan desa belum berhasil menahan laju urbanisasi. Di sisi lain, urbanisasi membuat keadaan desa semakin terpuruk karena kehilangan sumber daya manusia sebagai penggerak utama roda pembangunan.
Selain persoalan teknis, publik juga menyoroti kemampuan tiap-tiap desa untuk mengelola dana desa sesuai dengan peruntukannya secara mandiri. Kekhawatiran bahwa dana tersebut akan diselewengkan memang kuat karena mekanisme pengawasannya belum baku.
Selain itu, kemampuan para penyelenggara pemerintahan desa untuk menerjemahkan potensi desa ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagai prasyarat pembangunan desa juga berbeda-beda.
Di mata publik, program pembangunan untuk desa yang selama ini sudah digulirkan hasilnya belum sungguh-sungguh terlihat. Oleh karena itu, dengan perubahan paradigma pembangunan, yakni pembangunan dari desa, publik menunggu perbaikan mendasar pada wajah pedesaan Indonesia. (LITBANG KOMPAS)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 September 2015, di halaman 5 dengan judul "Dana Desa Bangkitkan Keyakinan".