Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greenpeace Pertanyakan Komitmen Nol Deforestasi Kelapa Sawit di Indonesia

Kompas.com - 14/09/2015, 04:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Greenpeace Indonesia mempertanyakan hilangnya komitmen nol deforestasi untuk perkebunan kelapa sawit dalam draf dokumen kontribusi yang diniatkan dan ditetapkan (Intended Nationally-Determined Contribution/INDC) Indonesia.

Juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia M Teguh Surya di Jakarta, Minggu (13/9/2015), mengatakan bahwa draf INDC Indonesia mengecewakan karena tidak memuat asumsi data yang menjadi landadan atau komitmen kuat dari pemerintah untuk mengakhiri deforestasi.

Menurut dia, hilangnya kalimat melindungi hutan Indonesia yang tersisa dengan meningkatkan upaya untuk melaksanakan komitmen nol deforestasi dari industri kelapa sawit dari draf INDC merupakan hal yang mengecewakan.

Bagaimanapun, lanjut dia, deforestasi, kerusakan, hingga kebakaran hutan dan lahan gambut masih menjadi penyumbang utama polusi dan emisi karbon.

Menurut Teguh, mengalihkan fokus utama pengurangan emisi karbon dari mitigasi Land Use, Land-Use Change, and Forestry' (LULUCF) ke sektor energi tidak seharusnya dilakukan mengingat 60 persen emisi karbon masih berasal deforestrasi, terutama kerusakan gambut.

"Memang dengan ada pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt yang masyoritas berasal dari energi batu bara merupakan ancaman. Akan tetapi, tren peningkatan deforestasi dan kerusakan gambut masih tinggi sejak 2009," ujar dia.

Menurut dia, INDC harus mencantumkan unsur spesifik, terukur, dan berbasis waktu. Selain itu, draf dokumen yang akan diserahkan ke UNFCCC pada tanggal 20 September 2015 harus bisa diterjemahkan aksinya secara nyata dan dapat diverifikasi.

Tidak hanya itu, lanjut dia, pemerintah seharusnya secara tegas juga bisa mendesak sektor swasta untuk menjalankan prinsip nol deforestasi dan perlindungan terhadap hutan dan gambut. Hal tersebut tidak hanya untuk industri kelapa sawit, tetapi juga untuk tambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com