Tiap fraksi, ujar Tamliha, saat ini sebenarnya telah memiliki pertimbangan dan jagoan masing-masing. Ia tidak memungkiri lobi politik mulai berlangsung di antara fraksi-fraksi di DPR.
"Memang belum mengerucut, tetapi saat ini tiap-tiap fraksi sudah punya jagoan sehingga lobi- lobi politik antarfraksi juga sudah mulai berjalan," kata Tamliha.
Terkait dengan delapan nama terakhir, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) mengapresiasi lolosnya seorang anggota Kepolisian Negara republik Indonesia, yakni Brigadir Jenderal (Pol) Basaria Panjaitan.
"Kami berharap satu anggota polisi itu bisa terpilih dan lolos menjadi pimpinan KPK," ujar anggota Komisi III dari F-PKB, Irmawan.
Menurut dia, keberadaan anggota kepolisian di KPK akan meredam ketegangan yang selama ini terjadi antara lembaga kepolisian dan KPK. Pasalnya, F-PKB meyakini bahwa Basaria bisa dijadikan mediator antara kepolisian dan KPK.
Sejumlah pertimbangan
Tamliha mengungkapkan, pihaknya memiliki beberapa pertimbangan dalam uji kelayakan dan kepatutan nanti, di antaranya latar belakang pengalaman calon di bidang hukum. Pihaknya akan memperdalam hal itu.
Senada dengan Tamliha, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra, Wenny Warouw, mengungkapkan, pengalaman di bidang hukum penting agar komisioner KPK ke depan menjalankan tugas secara profesional sesuai dengan kaidah hukum acara pidana yang berlaku.
"Kami tidak akan mengikuti pembidangan empat fungsi pansel, tetapi kami akan menentukan ranking terbaik dan melihat dari ranking itu. Siapa yang tertinggi dari hasil uji kelayakan, dia yang lolos jadi pimpinan," kata Wenny.
Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi Nasdem Johnny G Plate mengatakan, fraksinya akan mencari calon yang bisa menyeimbangkan antara fungsi penindakan dan pencegahan. "Keduanya harus seimbang, tidak ada yang boleh menonjol. Bagaimanapun, tugas KPK adalah pencegahan serta penindakan," kata Johnny.