JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, sejak awal pembentukannya, DPR telah jatuh bangun menciptakan sistem parlemen yang demokratis. Ketika era reformasi bergulir tahun 1998, DPR kembali mendapat mandat yang lebih berat untuk menguatkan sistem demokrasi yang ada.
"Jangan sampai kemunduran demokrasi yang terjadi di masa lalu terulang kembali. Dan kita meyakini bahwa sejarah itu tidak akan muncul kembali jika DPR sebagai tulang punggung demokrasi dijaga dan ditumbuhkan serta dikuatkan kapasitas dan fungsinya," kata Novanto saat pidato dalam Rapat Paripurna Peringatan HUT ke-70 DPR RI, Jumat (28/8/2015).
Novanto berharap, agar semua anggota DPR memiliki semangat yang sama untuk menjaga demokrasi. Menurut dia, penguatan serta pengembangan DPR sebagai kekuatan utama dalam kamar legislatif merupakan hal yang harus dibangun bersama. (baca: Ketua Banggar: 7 Proyek DPR Butuh Anggaran Rp 2,7 Triliun)
Dalam pidato itu, Novanto juga memaparkan kinerja anggota DPR periode 2014-2019 selama sepuluh bulan terakhir. Beberapa kinerja yang telah dilakukan diantaranya membentuk fraksi dan alat kelengkapan Dewan, serta melakukan berbagai macam hal sesuai dengan fungsi budgeting, legislasi dan pengawasan. (baca: Fitra: Potensi "Mark Up" 7 Proyek DPR Sangat Tinggi)
"Tidak mudah bagi DPR baru menyambung jembatan pengertian akibat munculnya dua blok aspirasi hasil dari pilpres langsung dan terbelah sejak awal. Tetapi, kedewasaan bersama, akhirnya kita semua dapat mengelola transisi yang luar biasa," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.