Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Akan Panggil Pansel jika Ada Capim KPK Dapat "Stabilo Merah" tetapi Lolos

Kompas.com - 27/08/2015, 18:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bareskrim Polri Komjen (Pol) Budi Waseso tidak mengubah pernyataan terkait tindakan yang akan dilakukan jika ada tokoh yang "di-stabilo merah" polisi tetapi terpilih menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Buwas, sapaan Budi, malah memaparkan langkah-langkahnya itu secara rinci.

Pertama, Buwas akan mengklarifikasi ke Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK atau Pansel KPK, mengapa tokoh yang menurut polisi tersangkut tindak pidana tersebut diloloskan menjadi pimpinan KPK.

"Saya panggil Pansel (KPK), saya klarifikasi, kenapa? Apa dasarnya orang ini diloloskan? Kan rekomendasi kami (Bareskrim) kan ada satu, dua, tiga, kami jelaskan," ujar Buwas di Mabes Polri pada Kamis (27/8/2015).

Buwas mengatakan, jika Pansel KPK meragukan kebenaran hasil penelusuran Bareskrim terhadap capim KPK yang dimaksud, seharusnya mereka segera mengklarifikasi hal tersebut ke Bareskrim. Sebab, menurut Buwas, penelusuran Bareskrim atas para capim KPK bukanlah main-main dan dilakukan secara resmi atas nama institusi.

Kedua, jika pansel sudah memberikan jawaban, Bareskrim akan menganalisisnya. Buwas menegaskan bahwa pihaknya sangat menghormati pansel beserta keputusannya.

"Kalau (tetap) dipilih juga enggak apa-apa. Namun, pada kemudian hari, jika kami menangani kasus itu, dan naik ke penyidikan, dan yang bersangkutan menjadi tersangka, saya jangan dibilang mengkriminalisasi ya," ujar Buwas.

Buwas pun menolak jika pernyataan tersebut dinilai sebagai bentuk ancaman terhadap Pansel KPK. Ia juga menolak jika disebut mengintervensi kerja panitia.

Buwas dianggap mengancam

Sebelumnya, Buwas mengatakan, Polri akan membuka hasil penelusuran pihaknya kepada publik jika ada calon yang mendapat catatan Bareskrim, tetapi dinyatakan lolos oleh Pansel KPK.

"Jika nanti ada yang diloloskan, akan saya perlihatkan, kami buka ke masyarakat (hasil penelusuran polisi atas rekam jejak capim KPK). Masyarakat harus tahu atas dasar kejujuran," ujar Budi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Ia menekankan, Polri tak mau hasil penelusuran yang dilakukan hanya dianggap formalitas. Catatan penelusuran Bareskrim harus menjadi rujukan bagi Pansel KPK dalam memilih calon pimpinan lembaga tersebut.

Peneliti LBH Jakarta, Isnur, menilai, pernyataan Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso soal seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan sebuah ancaman. Pernyataan Budi Waseso dianggap berbahaya bagi masa depan KPK.

"Pernyataan Buwas (Budi Waseso) itu, menurut kami, ancaman nyata untuk Pansel. Jelas, ini bahaya," ujar Isnur di kantor sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com