Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membawa KPK pada Pengalaman Baru

Kompas.com - 25/08/2015, 16:16 WIB
Indra Akuntono

Penulis

Kejahatan korporasi

KPK ke depan harus tetap menangani korupsi yudisial. Tak mungkin memberantas korupsi dengan baik dan tuntas kalau aparat penegak hukumnya terlibat dalam kejahatan korupsi. Dengan demikian, kasus korupsi yang terjadi dalam institusi peradilan yang melibatkan jaksa, hakim, polisi, pengacara perlu mendapat prioritas utama.

Menindak jaksa, hakim (bahkan ketua mahkamah konstitusi), pengacara kelihatannya relatif gampang. Demikian juga menindak wali kota/bupati, gubernur, anggota DPR/DPRD, politisi, pebisnis, menteri, hampir tanpa perlawanan dan kegaduhan berarti. Namun, menindak petinggi polisi agak lain. Inilah salah satu tantangan KPK ke depan: bagaimana menangani kasus dugaan korupsi yang melibatkan pejabat tinggi Polri.

Perseteruan cicak versus buaya jilid I yang melibatkan Susno Duadji, jilid II yang melibatkan Djoko Susilo, dan jilid III yang melibatkan Budi Gunawan berakar pada masalah ini. Polisi punya uang, senjata, pasukan (anak buah) dengan semangat korps dan jejaring politik yang kuat, dan yang paling penting memiliki kewenangan sama dengan KPK, menyelidik dan menyidik.

Kriminalisasi dan pelemahan KPK merupakan konsekuensi, ekses, dari cara KPK menindak dugaan kasus korupsi yang melibatkan petinggi Polri. Apakah ini berarti KPK ke depan harus menghindar menindak petinggi polisi yang diduga terlibat korupsi? Tidak juga. Dalam budaya Sunda ada ungkapan "herang caina, benang laukna". Maksudnya, bagaimana menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah. Ke depan KPK bisa menerapkan prinsip ini dalam menindak tersangka korupsi yang sangat berpengaruh.

Presiden mediasi

Mediasi yang dimainkan mantan Presiden SBY dalam perseteruan cicak versus buaya jilid I dan II memberikan pelajaran yang berharga. Pertama, posisi dan pengaruh presiden sangat penting dan perlu didayagunakan untuk menindak tersangka orang yang sangat berpengaruh.

Kedua, mediasi itu sukses memilah dan meyakinkan kepolisian bahwa persoalan Susno dan Djoko Susilo adalah persoalan pribadi, bukan institusi.

Ketiga, membangun relasi dan komunikasi dengan presiden dan aktor lain yang juga berpengaruh sangat penting, tanpa harus khawatir akan kehilangan otonomi dan kebebasan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com