Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Johan Budi: Tidak Enak Jadi Jubir KPK, Banyak Musuhnya

Kompas.com - 25/08/2015, 13:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi SP mengungkapkan bahwa pengalamannya menjadi juru bicara KPK banyak menimbulkan hal yang tidak menyenangkan. Johan mengaku telah mundur dari posisi tersebut tapi tetap diposisikan seperti juru bicara karena sejumlah alasan.

"Enggak enak jadi jubir, jadi musuh banyak orang, karena waktu itu kan lagi kisruh," kata Johan, saat menjalani wawancara tahap akhir di hadapan Pansel KPK, di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Johan menjelaskan, kiprahnya di KPK dimulai sebagai staf fungsional di Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK pada 2005. Tiga tahun berikutnya, Johan diangkat menjadi Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK. Lalu pada 2009 Johan diangkat menjadi Kepala Biro Humas KPK.

Ia mengaku telah diposisikan sebagai juru bicara oleh pimpinan KPK sejak 2007. Johan mengaku langsung mengundurkan diri sebagai juru bicara KPK sejak diangkat menjadi Deputi Pencegahan KPK pada 2014, dan ditunjuk menjadi pimpinan sementara KPK pada 2015.

"Tapi saya yang selalu diminta (menjadi jubir) supaya enggak kepeleset. Akhirnya saya turun lagi, kebablasan sampai sekarang. 'Saya mau menjelaskan kalau didampingi Johan Budi,' sampai ada yang bilang begitu," ungkapnya.

Pantas jadi pimpinan

Johan mengaku pantas menjadi pimpinan KPK meski bukan sarjana hukum. Menurut Johan, KPK memerlukan pimpinan yang berlatar belakang berbeda namun mengerti hukum untuk menyempurnakan kepemimpinan lembaga tersebut.

"Saya memang bukan sarjana hukum, tapi yang dibutuhkan KPK banyak hal," ujarnya.

Seandainya terpilih menjadi pimpinan KPK, Johan ingin memperbaiki pola komunikasi KPK dengan lembaga penegak hukum yang lainnya. Kekisruhan antara KPK dengan Polri beberapa waktu lalu ia anggap salah satunya disebabkan oleh pola komunikasi yang tidak efektif.

"Maka ke depan bangun komunikasi secara kelembagaan," ucap Johan.

Kompas TV 19 Calon Pimpinan KPK Jalani Tahap Wawancara Akhir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com