Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Dinilai Belum Terbiasa Berkomunikasi sebagai Bagian dari Pemerintah

Kompas.com - 19/08/2015, 07:47 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun menilai, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli sebenarnya memiliki maksud yang baik dengan kritikan yang dilontarkannya. Menurut dia, kritik Rizal untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. (Baca: Anggota Wantimpres: Rizal Ramli Tidak Pantas Jadi Menteri)

Namun, kata Misbakhun, Rizal belum terbiasa dengan cara berkomunikasi sebagai bagian dari pemerintah.

"Menurut saya, ini hanya masalah cara komunikasi saja. Ada upaya konsolidasi Pak Rizal sebagai seorang ekonom untuk mempertimbangkan banyak hal, yang saya yakin ini akan selesai di sidang kabinet," ujar Misbakhun, kepada Kompas.com, Selasa (18/8/2015).

Misbakhun mengatakan, perbedaan pendapat dan kritik yang dilontarkan anggota kabinet terhadap kebijakan pemerintah, seharusnya tidak disampaikan di hadapan publik. Menurut dia, lebih tepat jika perbedaan pendapat dan kritik disampaikan dalam sidang kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo. (Baca: "Menteri Beda Pendapat dan Gebrak Meja Boleh, Asal dalam Sidang Kabinet")

Meski demikian, ia menilai, terlalu dini jika menganggap Rizal Ramli tidak mampu berkoordinasi dengan jajaran kementerian lainnya. Misbakhun yakin Presiden Jokowi mampu menyelesaikan persoalan komunikasi tersebut melalui sidang kabinet.

Menurut Misbakhun, jika dilihat dari sisi lain, pendapat Rizal Ramli justru menunjukkan keterbukaan bahwa ada upaya pemerintah untuk mencari jalan terbaik dalam pengambilan kebijakan. Sebelumnya, Rizal mengkritik rencana Garuda membeli pesawat Airbus dan proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt. Pernyataan Rizal ini kemudian ditanggapi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Baca: Rizal Ramli Tantang Wapres JK Diskusi Terbuka Bahas Kritikan Dirinya)

"Semua memiliki tujuan yang baik. Penambahan pesawat untuk Garuda Indonesia dan penambahan tenaga listrik sama-sama didasasari kebutuhan yang berkaitan dengan masyarakat," kata Misbakhun.

Sebelumnya, Rizal Ramli menyebut kebijakan pemerintah untuk melaksanakan proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt tidak masuk akal. Ia bahkan tidak memedulikan teguran dan kritik yang disampaikan oleh Jusuf Kalla terkait pernyataannya.

Rizal justru menantang Kalla untuk berdebat secara terbuka. Selain itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu juga mengkritik kebijakan PT Garuda Indonesia Tbk dalam rencana pembelian 30 unit Airbus A350.

Pernyataan Rizal ini kemudian direspons Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini mengatakan, tidak boleh ada pihak yang mencampuri urusan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk, selain Menko Perekonomian, dengan posisi bahwa Kementerian Keuangan bertindak selaku pemegang saham perusahaan milik negara, dan Kementerian BUMN sebagai kuasa pemegang saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com