Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Parpol di Pilkada Serentak

Kompas.com - 14/08/2015, 15:15 WIB

Sebab lain, mencairnya koalisi sehingga parpol tidak harus terbelah dalam KIH dan KMP seperti di Pilpres 2014 juga dimungkinkan karena persaingan peta politik nasional tidak serta-merta mudah direplikasikan ke dalam peta persaingan lokal. Peta persaingan pilkada banyak ditentukan oleh kebutuhan atas siapa yang layak memimpin di daerahnya. Tidak hanya itu, sejauh ini blok koalisi di pilpres tersebut belum terlihat memiliki pakta kesepakatan politik yang mengikat antar-anggotanya untuk diterapkan di pilkada. Alhasil, jejak koalisi persaingan di pilpres masih tampak terbatas dalam menyikapi isu-isu politik di tingkat pusat.

Memicu kekhawatiran

Sebagai demokrasi formal di tingkat lokal yang dimaksudkan mewujudkan nilai-nilai demokrasi di daerah, pilkada juga bisa dibaca sebagai arena persaingan memperebutkan kekuasaan di daerah. Siapa yang dapat memenangi pilkada besar kemungkinan akan memperoleh kekuasaan eksekutif di daerah.

Oleh karena itu, berkoalisi selain merupakan salah satu pilihan politik juga bisa dimaksudkan sebagai siasat. Berkoalisi dan memiliki modal politik yang besar bisa jadi dirasa akan lebih ringan dibandingkan jika harus bertanding sendirian. Namun, koalisi parpol di pilkada ini juga bisa memunculkan sejumlah kekhawatiran.

Pertama, koalisi dibangun tidak berdasarkan panduan yang jelas. Ideologi, visi, platform di dalam pengusungan kandidat tak menonjol dibandingkan dengan sekadar mengusung calon yang elektabilitasnya tinggi. Karena koalisi tidak memiliki ikatan jelas dan kuat melainkan pragmatis, maka koalisi seperti ini kemungkinan tidak akan memiliki jangka umur yang panjang. Para anggota parpol yang berkoalisi bisa bergerak leluasa, apakah dalam perjalanannya nanti bisa tetap setia atau keluar dari barisan karena mekanisme pengikat sementara baru terbatas pada kepentingan politik temporal.

Kedua, orientasi parpol cenderung mengejar kekuasaan dan berwajah sebagai the office-seeking party, di mana orientasi yang disasar hanya perolehan jabatan-jabatan publik. Hal itu mereka tempuh, salah satunya, dengan cara berkoalisi atau dengan strategi lain daripada the vote-seeking party atau the policy-seeking party. Pada dua jenis partai yang terakhir, orientasi yang ditonjolkan adalah merebut suara pemilih dengan penyesuaian isu maupun kebijakannya agar dapat mewujudkan tujuannya, serta jenis partai yang berkomitmen lebih pada isu dan kebijakan (Wolinetz, 2002; Strom, 1990).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com