Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gerry soal Amplop dari OC Kaligis untuk Hakim PTUN Medan

Kompas.com - 25/07/2015, 10:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengacara tersangka M Yagari Bhastara alias Gerry, Haeruddin Masarro, menganggap tersangka Otto Cornelis Kaligis berperan besar dalam kasus yang menjerat kliennya. Berdasarkan cerita kliennya, kata Haeruddin, Kaligis memberikan uang kepada hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan melalui Gerry.

Haeruddin menjelaskan, mulanya Gerry diminta oleh hakim PTUN agar bisa bertemu langsung dengan Kaligis. Gerry lalu menyampaikan hal tersebut kepada Yenny Octarina Misnan, anak buah Kaligis.

"Disampaikan Gerry ke kantor. Bilang ke Yenny, 'saya ditelepon hakim mau ketemu OCK'," kata Haeruddin menirukan ucapan Gerry, saat berbincang dengan wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/7/2015).

Akhirnya, Gerry, Kaligis, dan Yurinda Tri Achyuni alias Inda berangkat ke Medan pada 5 Juli 2015, untuk bertemu hakim di Kantor PTUN Medan. Namun, sebelum berangkat, Gerry sempat memiliki firasat buruk. Ia merasa tidak nyaman saat harus bertugas di luar jam kerja. (baca: Gerry Sempat Disuruh OC Kaligis "Pasang Badan")

"Karena katanya sudah di luar jam kerja. Bukan urusan kerja karena hari Minggu, kan," kata Haeruddin.

Sesampainya di bandara, Kaligis meminta Inda membawa dua buku yang diselipkan dua amplop di dalamnya. Namun, Haeruddin enggan menegaskan apakah isi amplop tersebut. (baca: Kuasa Hukum Gerry: OC Kaligis Dua Kali Beri Uang ke Hakim PTUN Sebelum Sidang)

"Kata OCK, 'kalau tidak bawa buku ini percuma ke Medan'. Bukunya dipegang sama Gerry pada saat mau diserahkan ke hakim," kata dia.

Sesampainya di Kantor PTUN Medan, Gerry menyerahkan dua buku itu sendirian kepada hakim. Sementara Kaligis dan Inda menunggu di mobil yang mengantar mereka. (baca: Anak Buah OC Kaligis Ajukan Diri sebagai "Justice Collaborator")

Siang harinya, di salah satu hotel di Medan, Kaligis menyerahkan dua amplop lagi kepada Gerry. Menurut Haeruddin, Kaligis meminta Gerry menyerahkan satu amplop di antaranya untuk panitera PTUN Medan.

Gerry kemudian menyerahkan amplop tersebut ke panitera PTUN Medan Syamsir Yusfan pada 7 Juli 2015. Saat itu, agenda putusan majelis hakim. Gerry merupakan salah satu pengacara yang membela Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terkait perkara di PTUN Medan.

Setelah keluar putusan PTUN Medan, Gerry kembali ke Jakarta. Keesokan harinya, Syamsir kembali menghubungi Gerry untuk meminta sejumlah uang. Haeruddin menduga, uang tersebut diminta panitera untuk tunjangan hari raya karena waktunya berdekatan dengan Idul Fitri.

"Saya berasumsi ini untuk THR, karena paniteranya ngomong, 'Gerry bagaimana ini hakimnya sudah mau mudik'," ujar Haeruddin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

Nasional
Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Nasional
Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com