JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan bahwa Polri dan TNI telah melakukan antisipasi atas insiden di Kabupaten Tolikara, Papua. Ia membantah anggapan pihak lain yang menganggap deteksi dini tidak dilakukan sehingga kerusuhan itu terjadi.
"Kalau dikatakan tidak bisa antisipasi, ini sudah antisipasi karena ada dari Polri, TNI, siap mengamankan itu. Mereka ikut mengamankan dan shalat juga di situ," ujar Tedjo saat dijumpai di kantornya, Senin (20/7/2015).
Dia menilai bahwa aparat keamanan yang hadir di tempat itu bertugas mengamankan jalannya shalat Id dan acara yang dilaksanakan Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Namun, kemudian ada sekelompok besar warga ke lokasi tersebut. Aparat keamanan berusaha meredam situasi dengan melepaskan tembakan peringatan. Akhirnya, mereka mengeluarkan tembakan dan mencederai 11 orang. Salah satunya meninggal dunia, atas nama Lenis Wanimbo. Adapun 10 orang lain yang terkena tembakan masih menjalani perawatan di RSUD Wamena.
"Karena jumlahnya banyak, tembakan itu kan prosedurnya ke atas baru ke bawah tanah. Bukan nembak orang sengaja itu, enggak," kata Tedjo.
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu mengatakan, gerak antisipasi yang dilakukan aparat keamanan sudah tepat. Jika aparat menurunkan jumlah pasukan yang banyak, maka hal itu akan menimbulkan pertanyaan.
"Orang akan berpikir ada apa ini. Kalau terjadi bentrok, justru malah pelanggaran HAM di sana," kata Tedjo.
Akibat kerusuhan itu, puluhan bangunan, termasuk sebuah mushala, hangus terbakar. Seorang warga tewas dan 10 orang lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan petugas keamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.