Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Projo: Jangan Terprovokasi Kasus Tolikara, Pluralisme Harus Kita Jaga

Kompas.com - 18/07/2015, 09:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kelompok relawan Pro-Jokowi (Projo) menyayangkan terjadinya peristiwa pembakaran rumah, kios, dan mushala di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, tepat pada Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, Jumat (17/7/2015). Mereka berharap aparat keamanan mengusut tuntas perkara itu.

"Aparat keamanan harus bertindak tegas dan melindungi warga. Negara harus hadir dalam keributan di Papua itu. Negara harus memberi kesejukan serta kedamaian," ujar Ketua Umum Projo Arie Budi Setiadi melalui siaran pers, Sabtu (18/7/2015).

Arie menyebutkan bahwa peristiwa tersebut mengoyak rasa persaudaraan sesama warga negara Indonesia. Peristiwa tersebut juga tidak sesuai dengan Pancasila, terutama sila Kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia. (baca: Dirjen Bimas Kristen: Kami Mohon Maaf atas Peristiwa di Tolikara)

Terlebih lagi, lanjut Arie, konstitusi di Indonesia memegang prinsip bahwa setiap orang berhak untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing. Oleh sebab itu, sangat menyedihkan jika ada peristiwa yang bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi Indonesia.

"Ini sungguh-sungguh menjadi catatan penting perjalanan kita sebagai bangsa yang besar," ujar Arie. (baca: Kemenang Minta Penjelasan GIDI soal Kasus di Tolikara)

Ia berharap peristiwa tersebut tidak meluas ke konflik yang lebih besar. Ia juga menyerukan agar masyarakat terus menjaga kedamaian, kerukunan dan toleransi antarumat beragama demi terciptanya situasi negara yang kondusif bagi pembangunan.

"Jauhkan masyarakat kita dari provokasi yang merusak kesatuan bangsa. Damai itu indah, pluralisme adalah hadiah Tuhan kepada bangsa kita yang harus kita jaga," ujar Arie.

Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Kombes Patrige Renwarin mengatakan, berdasarkan laporan yang diperoleh dari Kepala Polres Tolikara, insiden pembakaran itu berlangsung sekitar pukul 07.00 WIT. (baca: Menag Minta Polisi Usut Tuntas Kasus di Tolikara)

Saat itu, ratusan warga tiba-tiba berdatangan dari berbagai arah dan melempari mushala. Tak lama berselang, massa lalu membakar mushala dan beberapa rumah serta kios yang ada di sekitarnya. (Baca Wapres Minta Warga Menahan Diri Pasca-pembakaran Mushala di Tolikara)

Ratusan umat Muslim di Karubaga yang sedang melaksanakan shalat Id di Lapangan Koramil Tolikara terpaksa membubarkan diri karena takut menjadi sasaran amuk massa. Puluhan aparat gabungan kepolisian dibantu TNI membubarkan massa dengan melepas tembakan ke udara.

Melihat kedatangan aparat, massa lalu mundur, tetapi terlihat masih berkumpul di beberapa tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com