Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pengadaan Pesawat Disesuaikan Kebutuhan dan Anggaran

Kompas.com - 01/07/2015, 17:29 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa pengadaan pesawat angkut baru bagi TNI Angkatan Udara akan disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Kalla belum dapat memastikan kapan pemerintah akan membeli pesawat angkut baru setelah jatuhnya Hercules milik TNI AU di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/62015).

"Ya pastilah (akan mendatangkan pesawat baru) pada waktunya. Tidak mungkin selama satu abad, jadi pastilah diganti pada waktunya sesuai kebutuhan dan anggaran yang ada," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Sebelum membeli pesawat, pemerintah harus berhitung berapa anggaran yang dibutuhkan. Pemerintah juga harus melakukan negosiasi dengan mitra kerja sama serta memilih jenis pesawat yang sesuai. (baca: KSAU Bantah Muatan Hercules C-130 Melebihi Kapasitas)

Kendati demikian, Kalla mengingatkan bahwa umur teknis suatu pesawat angkut tergantung pemeliharaan. Berbeda dengan pesawat tempur yang harus berteknologi mutakhir. (baca: Ketua Komisi I: Sudahlah, Stop Pembelian dan Hibah Pesawat Bekas)

"Walaupun Anda punya mobil atau pesawat umurnya lima tahun, tetapi tidak dipelihara, tetap mogok juga kan? Tetapi walaupun umurnya tua, tapi perawatannya baik, jalan itu. Apalagi ini kan pesawat angkut, tidak separah pesawat tempur. Kalau pesawat tempur tidak bisa lama lama begitu. Bagaimana bisa bertempur? Ini kan angkut makananan, angkut pasukan begitu," tutur Kalla.

Wapres yakin bahwa Hercules yang dimiliki TNI AU masih terawat mesinnya meskipun umur tubuh pesawat sudah 50 tahun. Ia yakin pesawat-pesawat milik TNI AU selalu dicek dan diganti komponennya jika ada yang rusak.

"Kalau melampaui semua ini, ini tidak berarti empat puluh tahun semua isinya, lima puluh tahun semua isinya, atau enam puluh tahun. Mungkin ada sparepatnya umur setahun, mesinnya mungkin kadang-kadang isinya diganti berkali-kali mesin itu. Mesin itu tidak empat puluh tahun, body-nya boleh lima puluh tahun, body-nya saja, tapi mesin-nya sudah ganti lima kali, selalu begitu," tutur Kalla.

Hercules buatan Amerika Serikat tahun 1964 jatuh pada pukul 11.50, setelah 2 menit lepas landas di Pangkalan Udara Soewondo, Medan. Pesawat jatuh di Jalan Jamin Ginting. (baca: KSAU: 91 Jenazah Penumpang Hercules Masih Utuh)

Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Soewondo Medan Mayor Sus Jhoni Tarigan mengatakan, sebanyak 122 orang ada di dalam pesawat Hercules. Rinciannya, 110 orang penumpang dan 12 orang kru.

Jumlah 122 penumpang itu terdiri dari 39 prajurit TNI (33 TNI AU dan 6 TNI AD) serta 83 penumpang sipil yang merupakan keluarga TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com