Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenangan Petembak Indonesia di Australia Terus Bergema

Kompas.com - 05/06/2015, 18:18 WIB

KOMPAS - Kompetisi menembak Australian Army Skill at Arms Meeting yang berlangsung di Puckapunyal, Victoria, Australia, berakhir pada 23 Mei lalu. Kontingen Indonesia yang diwakili tim TNI AD menjadi juara dengan memboyong 30 medali emas dari 50 medali emas yang diperebutkan.

Kebanggaan membuncah di dada sebagian besar orang Indonesia. Pembicaraan tentang kemenangan telak atas kontingen dari negara lain, seperti Australia dan Amerika Serikat, yang relatif mengejutkan itu menjadi buah bibir.

Sebagian membicarakan para petembak yang turut serta. Sebagian lagi membincangkan tentang senjata-senjata buatan PT Pindad yang pabriknya berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan dipergunakan para petembak Indonesia dalam kompetisi itu.

Pembicaraan itu bahkan terus bergema jauh setelah kompetisi usai. Hingga Jumat (5/6), pembicaraan tentang hal itu juga terus bergema di linimasa media sosial seperti Twitter.

Layanan aplikasi Topsy mencatat, sebanyak 1.925 kali kata "Pindad" dipergunakan dalam satu hari terakhir sejak sebelum Jumat pagi pukul 09.16 WIB.

Sejumlah kebanggaan yang dituliskan itu seperti dilakukan Herman Y Widyantoro dengan akun @herman_y_w yang mengatakan, "Terima kasih buat PINDAD untuk mendali emasnya, tapi ingat jangan cepat puas terus berkembang Indonesia".

Sementara pengguna akun @GRStengah2x45 menulis, "Dan senjata TNI AD yg mempecundangi senjata2 canggih milik negeri Paman Sam dan tanah The Soceroos itu buatan Pindad Malang Indonesia".

Andi Afriansyah yang memakai akun @afrijayaps menulis, "Barat cm hebat di Film" saat menanggapi tautan berita @KompasTV yang berjudul "Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara".

Adapun Pura Krisnamurti dengan akun @rasjawa menulis dengan nada humor, "Pokoknya kalo senjata Pindad belum ada di game Counter-Strike GO nya Steam, berarti belum diakui dunia". Itu dilakukannya untuk menanggapi tautan berita @KompasTV dengan judul "Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara".

Disepelekan negara lain

Harian Kompas pada edisi 31 Mei 2015 telah melaporkan bagaimana TNI AD telah disepelekan sejak awal oleh negara-negara maju di kompetisi itu. Padahal, TNI AD sudah sejak tahun 2008 hingga 2014 membawa nama Indonesia meraih juara umum di lomba menembak Australian Army Skill at Arms Meeting. Tetap saja Indonesia dipandang sebelah mata oleh negara-negara maju pada kompetisi tahun ini.

Hasilnya, pada 2015, predikat itu kembali diraih dengan telak oleh Indonesia yang meraih 30 emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Juara kedua, tuan rumah Australia, hanya meraih 5 emas, US Marine 4 emas, dan Inggris 3 emas. Total ada 50 emas diperebutkan dalam pertandingan sebelas hari pada Mei 2015.

Anehnya, hasil itu tidak secara gamblang dipublikasikan di situs internet Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) di http://www.army.gov.au. Di situs itu, hasil setiap tahun memang tidak disampaikan rekapitulasinya.

Bahkan, di laman komunitas AASAM 2015 di Facebook tidak ada satu pun foto kontingen Indonesia. Ketika dirunut hingga foto-foto tahun 2014, hanya ada satu foto prajurit TNI AD, setelah deretan foto tentara Timor Leste dan Papua Niugini.

Mayor Warto yang menjadi pelatih tim TNI AD mengatakan, timnya sempat merasa disepelekan oleh tentara dari negara maju. Walaupun Indonesia berkali-kali menjadi juara, tidak semua sikap tentara 14 negara peserta AASAM menyetarakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com