Dalam surat terbuka itu, Romahurmuziy menyatakan mengajak Djan Faridz untuk bersedia islah, yang dinilainya merupakan tuntunan dan ajaran agama Islam serta dorongan kader.
"Ajakan ini tulus tanpa pamrih, lurus berdasarkan aturan, dan teguh," kata Romahurmuziy, yang biasa disapa Romy.
Menurut Romy, ajakan islah yang ditawarkannya didasarkan atas tiga kebutuhan, yaitu pertama, kebutuhan psikis kader PPP di daerah.
"Saya sudah berkeliling ke 30 provinsi di Indonesia dan mendengar langsung aspirasi mereka agar PPP islah," katanya.
Kedua, kebutuhan kepastian rekrutmen pilkada, yakni bakal calon kepala daerah, meskipun mendaftar melalui DPW dan DPD PPP di daerah. Namun, proses ini akan berjalan lebih nyaman jika tidak ada persoalan.
Ketiga, kebutuhan andil PPP dalam menciptakan situasi politik nasional yang kondusif.
"Islah sudah kami tawarkan terbuka kepada Bapak Djan Faridz pada jabatan apa pun selain ketua umum dan sekjen," ujar Romy.
Menurut Romy, untuk islah, yang dibutuhkan bukan mediator, melainkan kesungguhan memelihara warisan ulama.
Anggota DPR RI ini menjelaskan, jabatan yang ditawarkan kepada Djan Faridz di luar jabatan ketua umum dan sekretaris jenderal. Sebab, berdasarkan Anggaran Rumah Tangga PPP, kedua jabatan itu hanya bisa diemban oleh kader yang pernah menjadi pengurus DPP PPP sekurang-kurangnya satu periode.
Menurut Romy, persyaratan itu tidak bisa dipenuhi Djan Faridz.
"Janganlah memaksakan diri untuk menduduki jabatan yang bukan haknya. Kasihanilah konstituen partai dan ulama kita. Jangan korbankan masa depan partai ini karena ambisi pribadi," kata Romy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.