Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

MPR Aktif Dorong Penuntasan Tragedi Trisakti

Kompas.com - 19/05/2015, 09:30 WIB
advertorial

Penulis


Siang itu, 17 tahun yang lalu, pukul 10.30 WIB, ribuan civitas akademika sebuah universitas di bilangan Grogol, Jakarta Barat, melakukan aksi damai. Dimulai dengan penurunan bendera setengah tiang, diiringi lagu Indonesia Raya. Sejenak mereka mengheningkan cipta, mengingat kondisi bangsa yang saat itu memprihatinkan.

Sebagaimana namanya, aksi damai tersebut berjalan lancar dan tenang, tanpa ketegangan. Orasi serta mimbar bebas digaungkan oleh para pembicara, baik dari mahasiswa, dosen, dan karyawan universitas tersebut.

Namun, tidak ada yang menyangka, enam jam kemudian, siang yang cerah berubah menjadi sore yang kelabu. Hujan turun, bersamaan dengan gas air mata dan tembakan peluru. Empat orang dari 6000 aktivis hari itu, 12 Mei 1998, mati tertembak peluru tak dikenal.

Demikianlah sepenggal kisah yang kita kenal sebagai Tragedi Trisakti. Kejadian tersebut menimbulkan luka, tidak hanya bagi keluarga korban dan almamater, tapi juga bagi bangsa. Namun di sisi lain, itulah titik balik kebangkitan demokrasi Indonesia.

Kini, 17 tahun telah berlalu, tragedi itu tetap dikenang, kisahnya terus bergulir. Namun keadilan bagi para korban belum juga terwujud. Karenanya, Senin (18/5/2015), Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti bersama keluarga korban Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, didampingi oleh Pimpinan Universitas Trisakti, mengadakan audiensi dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, untuk menyampaikan tuntutan penuntasan kasus tersebut.

"Kami menyampaikan lima tuntutan, yakni memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk mengeluarkan Keppres Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc, menjadikan anggal 12 Mei sebagai Hari Pergerakan Mahasiswa, memberi anugerah gelar Pahlawan Reformasi untuk 4 korban Tragedi Trisakti, meminta perhatian pemerintah kepada keluarga korban, dan mendorong pemerintah mempercepat penyelasain kasus ini," jelas Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Puri Andamas.

Menanggapi hal itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berjanji akan segera menyampaikan tuntutan tersebut ke Presiden Joko Widodo dan jajaran. Katanya, selama ini MPR telah berinisiatif membantu menyelesaikan kasus-kasus berat pada masa lampau, termasuk Tragedi Trisakti, dengan menjadi fasilitator.

"Saya sudah bicara dengan beberapa kalangan, termasuk Kejagung, Kontras, Imparsial, dan Komnas HAM untuk membantu menyelesaikan kasus ini. Ini memang pekerjaan yag harus dituntaskan. Jika tidak, maka akan jadi hutang sejarah," tukas Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di depan peserta audiensi siang itu.

Bertempat di ruang kerjanya di Kompleks Gedung Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyatakan dukungannya untuk menyelesaikan kasus ini. Sebab, ia mengakui, tanpa adanya gerakan mahasiswa, termasuk Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendirawan Sie; belum tentu Indonesia berada di titik demokrasi seperti sekarang.

"Merekalah pahlawan reformasi. Kalau orang lihat sekarang memang sepertinya demokrasi turun dari langit. Banyak yang lupa, bahwa meraih itu, perjuangannya tidak mudah," ungkapnya lagi.

Sementara itu, ditemui usai audiensi, Puri optimistis audiensinya dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan akan menghasilkan titik terang penyelesaian kasus ini. Pasalnya, sudah 17 tahun bergerak dengan berbagai cara, baik administratif tata cara hukum negara dan aksi lainnya, pemerintah belum memberikan langkah konkrit untuk menuntaskan tragedi tersebut.

"Kami merasa ini titik terang karena kami bisa mengajukan rekomendasi kepada salah satu petinggi negara. Kami berharap semuanya benar-benar disampaikan kepada Priseden, Wakil Presiden, DPR, Jaksa Agung, dan jajaran lainnya," tutup Puri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugat ke MK soal Usia Calon Kepala Daerah, 2 Mahasiswa Ini Minta Jokowi Dipanggil

Gugat ke MK soal Usia Calon Kepala Daerah, 2 Mahasiswa Ini Minta Jokowi Dipanggil

Nasional
Satgas Judi 'Online' Diharap Bersikap Tegas dan Tak Blunder

Satgas Judi "Online" Diharap Bersikap Tegas dan Tak Blunder

Nasional
PPATK: Ada Uang Terkait Judi 'Online' Mengalir ke 20 Negara, Mayoritas di Asia Tenggara

PPATK: Ada Uang Terkait Judi "Online" Mengalir ke 20 Negara, Mayoritas di Asia Tenggara

Nasional
LPSK Belum Lindungi Saksi dan Keluarga Korban Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon'

LPSK Belum Lindungi Saksi dan Keluarga Korban Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Pemerintah Bakal Dapat Daging Kurban dari Mekkah, Akan Dibagikan untuk Atasi 'Stunting'

Pemerintah Bakal Dapat Daging Kurban dari Mekkah, Akan Dibagikan untuk Atasi "Stunting"

Nasional
KPU Beri Isyarat Ikuti Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah

KPU Beri Isyarat Ikuti Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Anies Sumbang Sapi Kurban ke PKS, HNW: Bukan karena Pilkada Jakarta

Anies Sumbang Sapi Kurban ke PKS, HNW: Bukan karena Pilkada Jakarta

Nasional
Putusan Pelawanan KPK atas Bebasnya Gazalba Saleh Dibacakan 2 Juli

Putusan Pelawanan KPK atas Bebasnya Gazalba Saleh Dibacakan 2 Juli

Nasional
Surya Paloh dan Prananda Paloh Berkurban 2 Ekor Sapi untuk PMI di Malaysia

Surya Paloh dan Prananda Paloh Berkurban 2 Ekor Sapi untuk PMI di Malaysia

Nasional
MKD Dianggap Aneh, Hanya Tegur Anggota DPR yang Diduga Berjudi 'Online'

MKD Dianggap Aneh, Hanya Tegur Anggota DPR yang Diduga Berjudi "Online"

Nasional
Tak Masalah Kerja Sama PDI-P Usung Anies pada Pilkada, PKS: Pilpres Sudah Selesai

Tak Masalah Kerja Sama PDI-P Usung Anies pada Pilkada, PKS: Pilpres Sudah Selesai

Nasional
Presiden PKS Sebut Anies Tak Perlu Dites untuk Maju Pilkada DKI 2024

Presiden PKS Sebut Anies Tak Perlu Dites untuk Maju Pilkada DKI 2024

Nasional
KPU Verifikasi Faktual KTP Dukungan Calon Nonpartai mulai 21 Juni

KPU Verifikasi Faktual KTP Dukungan Calon Nonpartai mulai 21 Juni

Nasional
PKS Ditawari Posisi Cawagub Jakarta oleh Koalisi Prabowo

PKS Ditawari Posisi Cawagub Jakarta oleh Koalisi Prabowo

Nasional
Soal Sipil Dikirim ke Gaza, Kemenlu Sebut Gencatan Senjata Masih Jadi Prioritas

Soal Sipil Dikirim ke Gaza, Kemenlu Sebut Gencatan Senjata Masih Jadi Prioritas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com