Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua Komisi VII: Saya Tidak Berkelahi, tetapi Dipukul

Kompas.com - 09/04/2015, 09:46 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi akhirnya angkat bicara mengenai perkelahian yang terjadi antara dirinya dan anggota Komisi VII, Mustofa Assegaff, pada Rabu (8/4/2015) kemarin. Menurut dia, insiden yang terjadi di tengah rapat Komisi VII dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said itu bukan perkelahian, melainkan penyerangan secara sepihak oleh Mustofa terhadap dirinya. (Baca: Anggota DPR Berkelahi Saat Rapat dengan Menteri ESDM)

Mulyadi yang merupakan anggota Fraksi Partai Demokrat ini menceritakan, awalnya saat rapat sempat terjadi perdebatan antara dirinya dan Mustofa. Sebagai Wakil Ketua Komisi VII dan pimpinan rapat saat itu, Mulyadi mengingatkan Mustofa agar tidak menggunakan hak berbicaranya terlalu lama. Namun, Mustofa, yang berasal dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, tak mengindahkan imbauan itu.

"Lalu, saya sempat izin untuk ke toilet, tetapi tiba-tiba ketemu dengan Mustofa dan kembali cekcok. Saat itu, sebagai pimpinan rapat hanya sekadar mengingatkan saja kepada Mustofa apa yang dilakukan anggota saat bertanya harus sesuai dengan tatib. Tapi, tiba-tiba Mustofa memukul," kata Mulyadi saat dihubungi, Kamis (9/4/2015).

Mulyadi mengaku tidak melakukan serangan balik terhadap Mustofa. Atas kejadian ini, ia mengaku sudah melapor ke pimpinan Fraksi Demokrat, kepolisian, serta ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Mulyadi berharap Mustofa bisa mendapatkan sanksi atas perbuatannya itu.

"Saya sudah divisum. Ini sudah pidana murni. Bahkan, pimpinan PPP juga sudah meminta maaf," katanya.

Hingga pagi ini, Mustofa belum bisa dihubungi untuk diminta konfirmasinya mengenai kejadian tersebut. Fraksi PPP sudah meminta maaf atas ulah anggotanya itu. F-PPP menyerahkan sepenuhnya tindak lanjut insiden ini kepada Mahkamah Kehormatan Dewan. (Baca: Anggotanya Berkelahi, Fraksi PPP Minta Maaf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com