JAKARTA, KOMPAS.com -- Kuasa hukum Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Palmer Situmorang, enggan pusing dalam menanggapi ucapan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Menurut dia, Nazaruddin kerap berbicara tanpa berdasarkan bukti.
"Itu kan asal ngomong. Dulu Pak Nazar juga bilang ada Rp 2 triliun uang Nazar di Singapura, tidak ada tuh sampai sekarang," ujar Palmer di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Nazaruddin sebelumnya menyatakan bahwa Grup Permai juga menyerahkan uang untuk membantu pendanaan bagi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden petahana pada Pemilu Presiden 2009. Menurut dia, pemenangan Pilpres bukan urusan SBY, melainkan tim sukses saat Pilpres.
"Dia bilang bahwa ada dana untuk pemenangan Pilpres. Kalau pemenangan Pilpres waktu itu kan urusannya tim sukses, bukan urusannya klien saya," kata Palmer.
Palmer meminta Nazaruddin untuk menghentikan manuver-manuver lewat ucapannya yang kerap menyebut keterlibatan pihak lain dalam kasusnya. Ia mengatakan, semestinya Nazaruddin fokus pada penyidikan kasusnya saja.
"Dulu pak komisioner, Pak Busyro (bilang) masih ada 35 perusahaan lagi yang harus diperiksa ke dia. Itu saja dulu diurus Nazar itu. Kenapa mengurus yang lain-lain?" ujar dia.
Sebelumnya, Nazaruddin menyebutkan bahwa pengadaan alat kesehatan Rumah Sakit Khusus untuk Pendidikan Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana, Bali, merupakan salah satu proyek garapan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Uang dari proyek alkes tersebut, kata Nazaruddin, dikumpulkan untuk membantu pendanaan bagi SBY sebagai calon presiden petahana pada Pemilu Presiden 2009. (Baca: Nazaruddin Sebut Anas Garap Proyek Alkes Udayana untuk Bantu SBY pada Pilpres 2009)
Menurut dia, dana tersebut berasal dari Grup Permai. Nazaruddin menyebut grup usaha itu milik Anas. Sebaliknya, Anas menuding Grup Permai adalah milik Nazaruddin. "Uangnya nanti diserahkan untuk biaya bantu Pilpres SBY yang dibawa Anas," kata Nazaruddin.
Namun, Nazaruddin tidak menjelaskan berapa jumlah dana yang dialirkan untuk menyokong biaya pilpres untuk SBY.
Ia menyebut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas yang juga merupakan anak dari SBY sebagai orang yang mengetahui jumlah dana tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.