Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengembalikan Nyali KPK

Kompas.com - 16/02/2015, 15:01 WIB

Meski demikian, sejumlah responden ragu bahwa KPK bisa bebas dari kepentingan politik. Pendapat ini disuarakan oleh enam dari sepuluh responden. Sementara hanya sepertiga responden yang berpendapat sebaliknya. Publik terutama mempertanyakan penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka segera setelah dicalonkan sebagai Kapolri oleh Presiden.

Dalam kaitan dengan keraguan publik tersebut, delapan dari sepuluh responden (82,3 persen) berharap KPK membentuk Komite Etik internal untuk memeriksa ketua dan komisioner mereka yang sedang dirundung kasus. Masih cukup lekat dalam ingatan publik peristiwa bocornya surat perintah penyidikan terhadap Anas Urbaningrum. Komite Etik KPK saat itu menyimpulkan Abraham Samad dan Adnan Pandu Praja melanggar kode etik pimpinan KPK.

Saat ini, Komite Etik diharapkan bisa memperjelas tuduhan adanya kaitan antara Abraham Samad dan diskursus pencalonan dirinya sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2014. Bagaimanapun, apresiasi publik terhadap KPK tetap beranjak dari terbebasnya para ketua dan komisioner dari kepentingan di luar hukum. Jika hal itu dilanggar, sanksi hukum atau etika harus tetap berjalan sehingga eksistensi lembaga terselamatkan.

Kuatnya institusi ini diharapkan tidak dilemahkan dengan rencana revisi Undang-Undang KPK. Sebelumnya, pada periode 2009-2014 rencana revisi UU KPK sudah digaungkan sejumlah anggota Dewan. Namun, desakan publik membuat agenda itu batal. Saat ini, rencana itu sudah masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015-2019.

Publik menolak usulan yang berindikasi melemahkan wewenang KPK dalam memberantas korupsi. Lebih dari 80 persen responden menolak apabila sebagian kewenangan penyelidikan oleh KPK dihilangkan.

Namun, publik juga tidak ingin KPK menjadi lembaga ”setengah dewa”. Oleh karena itu, mayoritas publik juga setuju pembentukan semacam lembaga eksternal yang secara formal berwenang mengawasi KPK.

Pada akhirnya, publik berharap tidak ada lagi kisruh KPK dan Polri sehingga pemberantasan korupsi menjadi sesuatu yang bernyali. (Palupi Panca Astuti/Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com