JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy menyatakan, belum ada laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian mengenai ancaman terorisme di Indonesia. Meski demikian, Tedjo mengingatkan masyarakat dan aparat untuk lebih waspada.
"Belum ada laporan dari BIN, polisi juga tidak melaporkan hal demikian. Artinya bukan berarti kita menafikan tidak ada, tapi harus lebih waspada, saya minta ke Polri, BIN, TNI, lebih waspada," kata Tedjo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Hal itu dikatakan Tedjo menanggapi pernyataan Departemen Luar Negeri Australia yang mengaku menerima informasi bahwa teroris sedang merencanakan serangan di Indonesia. Pemerintah Australia lalu minta warganya yang ada di Indonesia untuk mengikuti informasi dari pemerintah yang bersumber dari intelijen perihal protensi serangan teroris.
Menurut Tedjo, peringatan yang disampaikan Departemen Luar Negeri Australia ini mengadopsi peringatan yang diterbitkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Tedjo juga menilai, peringatan keamanan yang disampaikan Australia serta Amerika Serikat tersebut bukan berarti mengindikasikan adanya ancaman teroris di Indonesia.
"Dia ingin mengingatkan warganya agar berhati-berhati, bukan berarti sudah ada ancaman. Kita juga mengingatkan warga kita dari satu tempat hati-hati, ya boleh-boleh saja, kewajiban kita lebih waspada," ucap Tedjo.
Pada Sabtu (3/1/2015), Kedubes AS mengeluarkan peringatan keamanan kepada warganya yang tinggal di Surabaya. "Kedutaan AS mendapatkan informasi akan adanya ancaman terhadap hotel dan bank yang memiliki keterkaitan dengan AS di Surabaya, Indonesia," demikian pernyataan Kedutaan AS dalam situs resminya.
Dituliskan pula, Kedutaan AS merekomendasikan agar warga mereka waspada dengan lingkungan sekitarnya saat berkunjung ke fasilitas yang dimaksud. Sampai sekarang tidak ada informasi lebih jauh mengenai peringatan ini.
Situs Reuters menulis, Indonesia dipertimbangkan sebagai salah satu basis kelompok militan yang cukup besar seiring terjadinya beberapa serangan yang dimulai pada tahun 2000 silam dengan menargetkan warga asing dan institusi milik pemerintah asing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.