Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Delapan Prioritas Kerja Polri pada Tahun 2015

Kompas.com - 07/01/2015, 06:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara Republik Indonesia mencanangkan delapan prioritas kerja pada tahun 2015. Kedelapan target tersebut ialah penanganan radikalisme, penanganan premanisme, deradikalisasi, kontra radikalisasi, perbaikan perekrutan, revolusi mental internal, antikorupsi internal, dan perbaikan pelayanan prima.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny F Sompie menjelaskan, kedelapan target itu merupakan penerjemahan Polri terhadap program Kabinet Kerja yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

”Selain berfokus pada delapan prioritas kerja itu, Polri juga akan meningkatkan penanganan tugas pengamanan dan ketertiban lain, seperti penanganan illegal fishing dan pengungkapan kasus korupsi,” ujar Ronny, Selasa (6/1/2015), di Jakarta.

Untuk itu, Polri akan memperkuat kinerja polisi dengan melakukan berbagai tindakan, seperti mengawasi penggunaan anggaran agar tidak bias, menindak tegas polisi yang melakukan tindakan suap, serta mengawasi penanganan perkara agar tidak menyimpang.

Ronny mengungkapkan bahwa berbagai target tersebut ditekankan pada perkuatan internal Polri. Karena itu, setiap pemimpin Polri diharapkan meningkatkan koordinasi berjenjang di setiap tingkatan. ”Apabila ada polisi yang melanggar, kami akan memberikan sanksi tegas bagi yang bersangkutan,” ujarnya.

Sepanjang 2014, sekitar 9.800 polisi dikenai sanksi disiplin, sekitar 450 polisi mendapat sanksi kode etik, 120 polisi dihukum pidana, serta sebanyak 110 polisi diberhentikan dengan tidak hormat.

Poros maritim

Secara terpisah, Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman menjelaskan, terkait visi poros maritim dunia yang diberlakukan Presiden Joko Widodo, pihaknya telah turut serta dalam mewujudkan program tersebut. Pada tahun 2014, sebanyak 83 kasus illegal fishing ditangani Polri dan sebanyak 76 kasus dapat diselesaikan.

Dia mengungkapkan, dalam bulan Desember lalu, Polri telah menangkap dan menenggelamkan tiga kapal asing berbendera Filipina karena melakukan penangkapan ikan di Perairan Talaud, Sulawesi Utara.

Terkait pengungkapan korupsi, menurut Sutarman, pada 2014, Polri berhasil menyelamatkan uang negara sebesar Rp 941 miliar. Sebanyak 1.618 kasus korupsi berhasil diungkap oleh Polri.

”Kami mampu meningkatkan pengungkapan kasus korupsi hingga 15,7 persen. Ini berhasil dilakukan meski dengan anggaran kami yang terbatas, yaitu Rp 113 miliar,” kata Sutarman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com