“Hitungannya kan jelas, Kalau dari 108 kursi menjadi 61 kursi, berhasil atau tidak? 10 tahun kita punya presiden dan beberapa menteri serta anggota DPR RI tidak juga punya sekretariat, berhasil atau tidak? Kemudian di dalam mengelola partai, puluhan orang di-Plt (pelaksana tugas) tanpa sebab, berhasil atau tidak?” kata Gede Pasek Suardika saat diskusi dengan media, Denpasar, Minggu (21/12/2014).
Ada pula hal lain yang dikritisi oleh Pasek, yakni mengenai struktur partai, di mana SBY sekarang menjadi ketua umum, dan yang menjabat sekjen partai anaknya, Eddy Baskoro alias Ibas, dan Wakil Ketua Umum adalah iparnya. Lalu, yang memegang bendahara adalah sepupunya. Peta itu, menurut Pasek, menunjukkan ketidakberhasilan SBY dalam membangun partai yang sehat.
“Kalau saya agak kritis, ya jangan sewot. Karena itu adalah fakta. Silakan publik menilai,” tegas Pasek lagi.
Kompas.com lalu meminta penegasan apakah tanggapan kritis yang dipaparkannya ada keterkaitan dengan rencana Pasek yang akan maju menjadi calon ketua umum pada periode mendatang?
Senator DPD RI wilayah Bali ini lalu menjawab dengan diplomatis, “Saya ingin maju, berarti kita anggap beliau sudah tidak pantas berada di sana (jadi ketua umum) lagi."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.