Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Tanpa SBY, Ibas dan Marzuki Paling Didukung Publik Jadi Ketum Demokrat

Kompas.com - 15/12/2014, 15:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan Marzuki Alie paling didukung oleh publik untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat jika Susilo Bambang Yudhoyono tak lagi memimpin parpol tersebut. Namun, kepemimpinan SBY di Demokrat masih didukung mayoritas publik.

Hal tersebut terlihat dari hasil survei Cyrus Network yang dilakukan pada 1-7 Desember 2014 lalu.

Saat SBY tak diikutkan dalam kompetisi, Ibas mendapatkan sebanyak 33,8 persen dukungan responden untuk menjadi ketum. Marzuki berada pada posisi kedua dengan 22,7 persen. Nama lain, yakni Soekarwo (17,1 persen), Sys NS (3,8 persen), Saan Mustopa (2,6 persen), lainnya (2,8 persen). Responden yang mengaku tidak tahu atau tidak menjawab sebesar (17,2 persen).

Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi menjelaskan, Ibas mampu mendapatkan banyak dukungan karena cukup terkenal dan merupakan putra SBY. Demikian juga Marzuki cukup dikenal publik karena menjabat sebagai Ketua DPR periode 2009-2014.

"Pak Marzuki juga cukup banyak tampil di media meskipun yang banyak muncul beritanya negatif, dan sering di-bully di media sosial," kata Hasan saat merilis hasil survei di Jakarta, Senin (15/12/2014) siang.

Marzuki yang hadir dalam kesempatan tersebut hanya tertawa kecil mendengar pernyataan Hasan.

Saat nama SBY diikutkan dalam kompetisi, Presiden ke-6 tersebut masih mendapatkan cukup banyak dukungan, yakni 37,7 persen. Ibas menempati peringkat kedua dengan 20,8 persen. Marzuki berada pada peringkat ketiga dengan 14,0 persen.

"Sebagian besar publik menganggap masih belum benar-benar ada tokoh yang mampu menggantikan SBY," ujar dia.

Menanggapi survei tersebut, Marzuki mengatakan, bukan hal yang penting apabila ketua umum tidak mendapatkan dukungan dari publik. Hal yang terpenting, kata Marzuki, adalah kompetensi yang dimilikinya untuk memimpin partai.

"Kita harus lihat bagaimana dia (ketua umum) mengkonsolidasikan partai, menggerakan mesin partai, dan mengambil keputusan poltik," ujar Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.

Baca juga: Survei:

Tanpa Prabowo, Fadli Zon Paling Didukung Publik Jadi Ketum Gerindra

Cyrus: Aburizal dan Agung Bersaing Ketat

Survei: Dibanding Megawati, Jokowi dan Puan Lebih Didukung Publik Jadi Ketum PDI-P

Survei: Mayoritas Responden Masih Dukung Prabowo dan SBY Jadi Ketum Parpol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com